Wednesday, January 21, 2015

Field Trip: Way Kambas, Lampung



Horeeeee, Bapak ambil cuti besar, saatnya ngebolang lagi. Alhamdulillaah, mumpung VaRo juga masih TK, jadi masih leluasa untuk izin ga masuk sekolah dalam jangka waktu lumayan lama. Tujuan pertama, adalah kota Lampung. Waaah, ini jadi pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Pulau Sumatera lho..!!

Siap terbang

Saat menunggu sang burung besi

Indahnya ciptaan Allaah SWT

Touch Down Sumatera Island for the 1st Time

Kami menumpang Lion Air, transit Jakarta. Sebenernya jadwal terbang dari Jakarta sekitar jam 8 malem. Tapi, begitu landing dari Surabaya sekitar jam 5 sore, eeh udah disambut ama petugas dan langsung diarahkan masuk badan pesawat lagi, langsung diterbangkan ke Lampung. Qiqiqiq, di situ kadang saya merasa heran, ya seneng seneng aja siy, ga perlu kelamaan nungguin di Soeta, tapiii, efeknya, saudara yang mau jemput jadi gedubrakan. Maklum, saudara tinggal di Kota Gajah, yang notabene butuh waktu ga kurang dari 2 jam perjalanan ke Bandara Radin Inten II. :D

Dijemput dan diajak makan di salah satu cafe cozzy di Metro, Lampung

Singkat cerita, bertemulah kami dengan tante dan keponakan tercuintah, yang ketemuannya paling banter pas lebaran aja. Karena pas jam makan malam, akhirnya kami mampir di kota Metro untuk isi perut. Sayangnya aku lupa apa nama cafenya, yang jelas cozy abis, menyenangkan dan masakannya enak. Kesan pertama incip makanan di Pulau Sumatera begitu menggoda. Yang ga menggoda itu, si anak lanang, udah molor aja dia kecapekan.:)

Ayo naik gajah Lampung

Setelah cukup istirahat semaleman, keesokan harinya kami bersiap mau piknik ke salah satu Taman Nasional yang moncer, yaitu Way Kambas. Dari Kota Gajah (Lampung Tengah) ke Way Kambas (Lampung Timur) ada sekitar hampir 2 jam perjalanan, ditambah lagi, jalanannya yang kurang terawat. Beneran deh, itu yang bikin lama, membuatku sangat bersyukur, karena di Jawa jalanan mulus mulus aja.

Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional perlindungan gajah yang terletak di daerah Lampung tepatnya di Kecamatan Labuhan RatuLampung TimurIndonesia. Selain di Way Kambas, sekolah gajah (Pusat Latihan Gajah) juga bisa ditemui di Minas, Riau. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang hidup di kawasan ini semakin berkurang jumlahnya. Taman Nasional Way Kambas berdiri pada tahun 1985 merupakan sekolah gajah pertama di Indonesia. Dengan nama awal Pusat Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi. Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Way Kambas juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam punah

Di Taman Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah diantaranya Badak sumateraGajah SumateraHarimau sumateraMentok RimbaBuaya sepit. Untuk tanaman banyak diketemukan Api-apiPidadaNipahpandan. Di bagian pesisir Taman Nasional Way Kambas yang berawa juga sering ditemukan berbagai jenis burung antara lain Bangau TongtongSempidan BiruKuau rajaBurung Pependang Timur, dan beberapa burung lainnya.

Lihat prosesi gajah mandi

Menurut petugas penjaga hutan, sekarang di Way Kambas ada sekitar 62 ekor gajah yang dikonservasi, belum termasuk gajah liarnya. Oya, dalam bahasa setempat, Way adalah sungai, jadi Way Kambas adalah Sungai Kambas. Karena di sana banyak sekali Way Way Way, sehingga banyak juga terdapat sistem irigasi untuk pertaniannya, yang disebut "Ledeng".

Asal tau aja ya, dari gapura selamat datang ke Way Kambas sampai ke dalam, ke lokasi konservasi gajah itu, ada kali sekitar 10 km, dan jalanannya sepiiiiii, ga terlalu mulus lagi, kanan kiri hanya ada pepohonan rindang, ngeri-ngeri sedap, pokoknya ga boleh deh sampe mogok atau ban kempis di situ, gawat maksimal, karena sinyalpun ikutan kembang kempis di daerah itu.

Makan siang di pinggir pemandian gajah

Di sana, selain makan siang, melihat isi museum gajah, melihat aksi gajah mandi, makan, diukur tubuhnya (beneran diukur pake meteran kain itu lhoo, qiqiqi, takjub deh liatnya), ngasih vitamin, bisa juga naik gajah. Kalau cuma keliling area saja, cukup membayar 10 ribu per orang (maksimal 1 gajah 3 orang berbadan langsing), kalau mau keliling sampe nyemplung-nyemplung air, bayarnya 50 rb (maksimal 1 gajah 2 orang berbadan langsing dengan lama perjalanan sekitar 30 menit).

Kalau kalian berkunjung di hari Minggu, biasanya ada atraksi gajah. Sayang sekali kami datang di hari kerja, jadilah gajahnya pada kerja juga, qiqiqiiq. Oya, di Way Kambas ini juga ada beberapa penjual souvenir, baik baju atau pernah pernik lain, harganyapun lumayan ramahlah di kantong.

Well, masukan aja buat pemerintah, perbaiki dunk akses jalannya ke Way Kambas, itu Taman Nasional lhoo, masak jalan raya nya kayak jalanan off road, sangat ga recomended buat sedan deh, bisa nangis kepentok jalan melulu. Orang kemarin kami naik Fortuner aja jalannya tetep ga bisa ngebut.

Oya, sepulang dari Way Kambas, mampir dulu ke Sukadana, Oom ngajakin makan pempek, waaaah mamamia lezatooss, pempek aseli Sumatera, bukan pempek buatan Jawa, qiqiqiqi.


*bersambung...

0 komentar: