Thursday, April 30, 2015

Kopi dan Kehidupan


Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu. Melihat para alumni tersebut ramai² membicarakan kesuksesan mereka, guru tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas & beberapa cangkir kopi yang berbeda².

Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin & plastik. Guru tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi. Setelah masing² alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, guru berkata, "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus & kini yang tersisa hanyalah cangkir murah & tidak menarik.

Memilih hal yang terbaik adalah wajar & manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain & mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.

" Hidup kita adalah seperti kopi, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, & harta benda yang kita miliki."

Cara menikmati kehidupan hampir sama dengan menikmati kopi.

Kenikmatan kopi tidak tergantung dengan cangkir atau gelas.

Demikian juga kenikmatan kehidupan tidak tergatung dengan harta dan kedudukan.

Kenikmatan kehidupan adalah bagaimana CARA menikmati, yaitu dengan sabar, syukur dan ikhlas.

*Semoga bermanfaat, pandai² mengambil hikmah dari kehidupan..

Semoga Allah SWT mencintai kita semua. Aamiin YRA. O:)

#Muhasabah
#SilakanShare
#FromShareToShared

Tuesday, April 28, 2015

Lomba Tiup Monyet


Seekor monyet sedang bergelayutan di pucuk pohon kelapa...

Dia tidak menyadari kalau ia sedang diintai oleh tiga angin besar...
Angin Topan
Angin Tornado
Angin Bahorok

Tiga angin itu rupanya sedang bertaruh siapa yang bisa paling cepat menjatuhkan si monyet dari pohon kelapa...

Angin Topan berkata, "aku cuma perlu waktu 45 detik..." ⏰
Angin Tornado tidak mau kalah, "kalau aku cukup 30 detik..." ⏰
Angin Bahorok, dengan nada mengejek berkata, "kalau aku 15 detik, pasti jatuh tuh si monyet..." ⏰

Lalu dimulailah pertaruhan diantara mereka bertiga

Angin TOPAN yang pertama, dia tiup angin sekencang-kencangnya...
Wuuss...
Merasa ada angin yang bertiup kencang, si monyet langsung berpegangan pada batang pohon kelapa dengan sekuatnya...
Setelah berusaha meniupkan anginnya dengan keras, ternyata si monyet tetap tidak bergerak...
Dan Angin Topan pun menyerah...

Giliran Angin TORNADO... Wuuusss… Wuuusss…
Ia juga meniupkan anginnya lebih keras..dengan sekencang-kencangnya...
Namun si monyet tetap tidak terjatuh juga...

Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih keras dan kencang... Wuuuss… wuuuss...wuuss...
Si monyet malah makin kuat berpegangannya...
Dan tetap saja tidak jatuh

Ketiga angin itu akhirnya mengakui, kalau si monyet memang hebat..
Tangguh, kuat & daya tahannya luar biasa...

Tidak berapa lama, tiba2 datang Angin Sepoi - Sepoi☁☁☁
Dia mengungkapkan keinginannya untuk ikut bertaruh...

Ternyata niat angin sepoi-sepoi hanya dijadikan bahan ejekan dari ketiga angin lainnya...
"Angin yang besar seperti kami aja tidak bisa, apalagi yang kecil..."

Tanpa banyak bicara, angin SEPOI-SEPOI langsung meniup ubun-ubun si monyet.
Wuuuuuiiiisss…
☁☁☁☁☁☁
Enaaaaaak...
Adeeeeem…
Segeeeeer…

Mata si monyet merem melek...
Tak lama si monyet mulai tertidur...dan tanpa disadari terlepaslah pegangannya...
Kemudian, jatuhlah si monyet dari pohon kelapa...

Sahabat,

Boleh jadi...ketika kita,
Diuji dengan KESUSAHAN…
Dicoba dengan PENDERITAAN…
Didera MALAPETAKA...
Kita kuat bahkan lebih kuat dari sebelumnya.

Tapi ketika kita diuji dengan.....
KENIKMATAN...
KESENANGAN..
KELIMPAHAN...
PUJIAN..............
Saat itulah kita "terjatuh"...

So, jangan sampai kita terlena...
Tetap rendah hati dan mawas diri...
Ingatlah hidup kita di dunia hanya sementara...

Ingatlah akherat kita, karena itulah masa depan kita yang sesungguhnya.
Semua akan diminta pertanggung jawabannya.
   
*Smoga ada hikmahnya

#Muhasabah
#SilakanShare
#FromShareToShared

Sunday, April 26, 2015

Gatotkaca Naik Panggung


Suatu sore sekitar 2 mingguan yang lalu, disodorin edaran dari sekolah anak lanang. Berisi pemberitahuan, akan diadakan Family Day di sekolah, dan lomba fashion show dengan kostum dari bahan daur ulang. Ehem, ini mah bukan cuma anaknya aja yang lomba di cat walk yaa, emak babenya juga kudu berjibaku di backstage mempersiapkan kostum terbaik untuk dikenakan.

Seperti biasa, mbah Gugel adalah penolong kami, hampir dalam segala hal. Begitu juga dengan ide baju apa yaa enaknya, yang sreg gitu, yaa sreg bikinnya, yaa sreg bahannya. Pilihan langsung jatuh ke kostum salah satu tokoh wayang yang moncer, yaitu abang Gatotkaca, sang Ksatria Pringgondani.

Langsung inventarisir kebutuhannya:
- Kardus aqua buat sayap dan hiasan pundak
- Karton susu buat gelang tangan, mahkota, kumis, dan kuku pancanaka
- Kertas warna hitam, emas, merah buat menghias
- Sisa paralon kecil, kayu jambu, botol aqua 1.5 l buat bikin gada-nya


Pertama kali yang kami kerjakan adalah sayapnya. Bikin dulu designnya di selembar koran bekas, lalu jiplak di kardus aqua, potong, cobain, lem dan selotip sana sini, alhamdulillah jadi. Berikutnya bikin mahkota, lalu hiasan pundak, gelang, kuku, hiasan bintang di dada, dan kumis.

Bagian yang aku ga bantuin sama sekali adalah bikin gada. Itu urusan si Bapak. Eh anak lanang emangnya ikut bantuin? Iya dunk, bantuin ngegunting, ngegambar pola api, nempel, rusuh-rusuh, banyaaak, qiqiqi. :P

Tentunya semua itu ga kami bikin sehari jadi yaa, butuh waktu sekitar 2 mingguan membuatnya. Karena mbah Gugel cuma ngasih lihat gambar sayap, gelang, dan hiasan bintangnya aja. Selebihnya kami berkreasi, pokoknya udah tauu aja bayangan jadinya kayak apa.

Linny and Ming-Ming, Tuck yang motoin :D
Sambil ngerjain semua itu, biasanya aku sambil nyanyi lagunya si "Wonder Pet" kesukaan thole. Begini niy kurang lebih bunyinya *maklum kupingku klu denger bahasa Inggris kadang error*:
Linny, Tuck, and Ming-Ming too
We're wonder pet that will help you
Whats gonna do? Team work
Whats gonna do? Team work

Semangatnya adalah, kami mengerjakan bersama, Bapak sebagai Linny si marmut pemimpin, VaRo sebagai Tuck si kura-kura baik hati, dan Mama sebagai Ming-Ming si bebek yang ceria. Benar-benar menyenangkan :D

Hari H pun tiba, Family Day kali ini, orang tua akan dihibur dengan pentas angklung dari anak-anak, lalu selain lomba fashion show, juga akan ada lomba team memakaikan sepatu anak, dan lomba team memindahkan balon dengan mata tertutup.


Setelah dihibur, tiba saatnya lomba, VaRo mendapatkan nomor 20, tapi tampilnya paling akhir. Setelah mendandani Gatotkaca kecilku, langsung deh duduk manis di barisan penonton, menunggu anak lanang tampil. Alhamdulillaah, dia tampil penuh percaya diri, dengan gaya tertawa yang khas, menghentak hentak panggung, sambil memukul-mukulkan gada-nya, VaRo berhasil mencuri hati kamiiii. :*




Ternyata bukan hati kami aja yang tercuri, para dewan juri-pun terpikat, alhasil, VaRo menjadi juara 1. Alhamdulillaah, selamat ya Nak, kamu emang layak dapet bintang. ^_^

Monday, April 20, 2015

Belajar dari Ban


Seorang anak memperhatikan ayahnya yang sedang mengganti ban mobil mereka. "Mengapa ayah mau repot-repot mengerjakan ini dan tidak memanggil orang bengkel saja untuk mengerjakannya?" tanya si bocah dengan penasaran.

Sang ayah tersenyum. "Sini, Nak, kau lihat dan perhatikan. Ada enam hal tentang ban yang bisa kita pelajari untuk hidup kita," katanya sambil menyuruh sang bocah duduk di dekatnya. "Belajar dari ban?" Mata sang anak membelalak.
"Lebih pintar mana ban ini daripada ibu guru di sekolah?"

Sang ayah tertawa, "Gurumu tentu pintar, Nak, tapi perhatikan ban ini dengan segala sifat-sifatnya. Pertama, ban selalu konsisten bentuknya. Bundar. Apakah dia dipasang di sepeda roda tiga, motor balap pamanmu, atau roda pesawat terbang yang kita naiki untuk mengunjungi kakek-nenekmu. Ban tak pernah berubah menjadi segitiga atau segi empat."

Si bocah mulai serius. "Benar juga ya, Yah. Terus yang kedua?"

"Kedua, ban selalu mengalami kejadian terberat. Ketika melewati jalan berlubang, dia dulu yang merasakan. Saat melewati aspal panas, dia juga yang merasakan. Ketika ada banjir, ban juga yang harus mengalami langsung. Bahkan, ketika ada kotoran hewan atau bangkai hewan di jalan yang tidak dilihat si pengemudi, siapa yang pertama kali merasakannya?" tanya sang ayah.
"Aku tahu, pasti ban, ya, Yah?" jawab sang bocah antusias.

"Benar sekali. Yang ketiga, ban selalu menanggung beban terberat. Baik ketika mobil sedang diam, apalagi sedang berjalan. Baik ketika mobil sedang kosong, apalagi saat penuh penumpang dan barang. Coba kau ingat," ujar sang ayah. Si bocah mengangguk.

"Yang keempat, ban tak pernah sombong dan berat hati menolak permintaan pihak lain. Ban selalu senang bekerja sama. Ketika pedal rem memerintahkannya berhenti, dia berhenti. Ketika pedal gas menyuruhnya lebih cepat, dia pun taat dan melesat. Bayangkan kalau ban tak suka kerja sama dan bekerja sebaliknya? Saat direm malah ngebut, dan saat digas malah berhenti?"

"Wow, benar juga, Yah," puji sang bocah sambil menggeser duduknya lebih dekat dengan sang ayah.

"Nah, sifat kelima ban, meski banyak hal penting yang dilakukannya, dia tetap rendah hati dan tak mau menonjolkan diri. Dia biarkan orang-orang memuji bagian mobil lainnya, bukan dirinya."
"Maksud ayah apa?" tanya si bocah bingung.
"Kamu ingat waktu kita ke pameran mobil bulan lalu?" tanya sang ayah disambut anggukan sang bocah.
"Ingat dong, Yah, kita masuk ke beberapa mobil kan?"

"Persis," jawab sang ayah. "Biasanya di show room atau pameran mobil, pengunjung lebih mengagumi bentuk body mobil itu, lalu ketika mereka masuk ke dalam, yang menerima pujian berikutnya adalah interior mobil itu. Sofanya empuk, AC-nya dingin, dashboard-nya keren, dll. Jarang sekali ada orang yang memperhatikan apalagi sampai memuji ban. Padahal, semua kemewahan, keindahan, dan kehebatan mobil tak akan berarti apa-apa kalau bannya kempes atau bocor."

"Wah, iya, ya, Yah. Aku sendiri selalu lebih suka memperhatikan kursi mobil untuk tempat mainanku."

Sang ayah selesai mengganti ban dan berdiri menatap hasil kerjanya dengan puas. "Yang keenam tentang ban adalah betapa pun bagus dan hebatnya mobil yang kita miliki, atau sepeda yang kau punya, atau pesawat yang kita naiki, saat ban tak berfungsi, kita tak akan bisa ke mana-mana. Kita tak akan pernah sampai ke tujuan."
Sang anak mengangguk-angguk.

Sang ayah menuntaskan penjelasannya, "Jadi, saat kau besar kelak, meski kau menghadapi banyak masalah dibanding kawan-kawanmu, menghadapi lumpur, aspal panas, banjir, atau tak mendapat pujian sebanyak kawan-kawanmu, bahkan terus menanggung beban berat di atas pundakmu, tetaplah konsisten dengan kebaikan yang kau berikan, tetaplah mau bekerja sama dengan orang lain, jangan sombong dan merasa hebat sendiri, dan yang terpenting adalah tetaplah menjadi penggerak di manapun kau berada. Itulah yang ayah maksud dengan hal-hal yang bisa kita pelajari dari ban untuk hidup kita."

*Semoga bermanfaat ^_^

#Muhasabah
#SilakanShare
#FromShareToShared