Monday, July 31, 2006

Baiti Jannati

Alhamdulillah, tiada puji selain pada Allah semata, tanpa seizinNYA rencana apapun itu walopun dah terancang dengan baik dan sedetail mungkin, niscaya tak akan pernah menjadi kenyataan. Begitupun sebaliknya, meskipun tak pernah terlintas sedetikpun di pikiran, klu emang dah digariskan ama Allah, takkan ada aral melintang yang berarti.

Begitu juga dengan kami, alhamdulillah, hari sakral itu udah disepakati bersama, hari dimana smua akan berubah menjadi lebih baik dan barakah insya Allah, amiin…. Dan sambil menunggu hari itu tiba, kita bdua spakat untuk bisa mempunyai "istana" sendiri, so kami ntar bsa langsung menempatinya setelah kami menikah.

Dan… atas pertolongan Allahlah, impian kami itu insya Allah akan segera terwujud. Bukan tanpa perjuangan, bahkan sarat akan usaha dan tentu saja untaian doa dalam hari hari kami. Dari hunting di Mall Giant untuk cari brosur rumah, investigasi perumahan di sekitar kontrakanku yang harganya, subhanallah… bagusss bangett sampe aku gak kebayang dapet dari mana uang sebanyak itu. Trus, melototin iklan di koran, nanya kanan kiri, iseng nelpon ke beberapa orang yang niat jual rumah, delele. Bahkan yang terakhir kmaren, kita ke WTC karena di sana ada Property Expo, kita berangkat lenggang kangkung, pulang bawa segebok brosur.. hehee, tambah pusing karena kebanyakan pilihan deh jadinya.

Namun, Allah emang maha Pengasih, di tengah kebingungan kami, ada seorang kakak kelas si-Mas merekomendasikan salah satu rumah di kompleks perumahannya yang sedang dijual oper kredit. Akhirnya malem itu, sepulang kantor kami bertiga (aku, si-Mas, plus Mbak.Kur) pergi ke daerah itu, cek lokasi. Dan ternyata setelah berjalan jalan, kami jadi jatuh cinta ama lingkungannya, udaranya, hawanya, dan lainnya.

Pikir punya pikir, itung itung budget, buat nikah, buat beli "istana", buat biaya hidup, buat masa depan, persiapan kehidupan kami yang mungkin jadi "one gate system". Akhirnya, kami itung itung, pilih pilih tipe, tanya-tanya ke developernya.

Beberapa pertanyaan yang terlontar dari kami seperti:
1. Gimana segi keamanan?
2. Airnya apaan? PAM ato sumur?
3. Banjir ndak?
4. Klu KPR itu syaratnya gmn, bunganya flat apa anuitas, trus ada pinalti apa ndak, bla bla bla….
5. Denah bsa diubah ndak?
6. Klu nambah ini itu gmn..?
7. Bla.. bla.. bla..

Pertamanya sih masih per telepon, cuma karena semakin mendesaknya waktu dan keinginan kami tentu aja, akhirnya kita putuskan untuk melakukan kunjungan hari Sabtu, 22 Juli 06 (ceilee… kayak pejabat aje..). Usut punya usut, ternyata perbedaan antar type mah cuma 1 meter doank, padal harganya berbeda skitar 10 jutaan, wow…. itu duit sodara…

Setelah kunjungan lokasi itulah, kami semakin melek mata, ternyata denah yang udah sepenuh hati kita bikin berdua, heheh, "njeketheknya" ndak bsa diimplementasikan, karena ternyata menimbulkan cost element yang membahayakan kantong ^.^ Akhirnya kita mengadakan "renovasi" besar besaran, agak dipersimpel-lah intinya, disesuaikan dengan budget dan keinginan bersama, plus mempertimbangkan bsa ndaknya dinaikkan ke atas untuk ke depannya.

Sepulangnya dari "sidak" itu, kta langsung rapat pleno, mulai menggali sumber dana yang ada.. alhamdulillah, lagi lagi Allah memudahkan semuanya, kita akhirnya bsa keluar juga dari kebuntuan yang sempat mendera. Keesokan harinya (Ahad, 23 Juli 06) kita dah sepakat mo deal ke kantor pemasaran, cuma ditelpon bkali kali kok yang ada tante Telkom yang ngomong, akhirnya terpaksa mundur deh sampe minggu depannya (Sabtu, 29 Juli 06), kita ngobrol ngalor ngidul ama mbaknya, nanya klu nambah sepatu berapa, klu denah diubah jadi berapa, dan tetek bengek seputar bangunanlah pokoknya. Tapi, berhubung si manager gak ada di tempat, jadinya terpaksa mundur lagi, dijanjiin Senin mo dikonfirm masalah biaya total yang harus kami tanggung.

Senin, 31 Juli 2006

Hari ini si-Mas ditelp ama mbak yang kmaren, katanya si manager sakit, gak masuk, jadi gak tau deh rincian biaya, cuma berdasarkan denah hasil gambaran tanganku, diperkirakan harus nambah skitar xx juta, waks… terpaksa deh kita harus rapat ulang, bikin denah baru biar biaya gak gitu melambung, alamak, uang dari mana pula harus kami cari klu semahal itu, maklumlah, kita kita kan bener bener mandiri, tak ingin merepotkan orang lain, spesial ortu kami, jadi smua biaya untuk kami berdua, yaaa ditanggung berdualah, alhamdulillah juga, rajin nabung sejak pertama kali kerja, jadinya yaa cukuplah… makanya prend, klu kerja, jangan hepi hepi mulu, ingett satu saat klu butuh beli rumah, byuh, percaya dehhh, mahallllll….!!!!

Kamis, 3 Agustus 2006

Hari ini bukan hari libur, si-Mas juga lagi karantina buat lomba dinas Nasional di Bandung mulai tgl.5-16 Agustus 2006. Akupun klu lagi awal bulan gene, jangan ditanya dehhh, sibuuukkkk… Jadinya, demi masa depan bangsa dan negara, kami memutuskan untuk "ijin". Menyempatkan waktu demi terwujudnya mimpi kita bersama

08.30
Pertama tama, kita butuh uang cash, gila ciingg, mo transfer gak tega deh, takut salah nomer rekening (maklumlah, uang segitu bikin parno…). Pagi pagi dah janjian ketemu di Bank, hehe, pertama kalinya ketemuan di Bank dan di lingkungan kantor, banyak ketemu orang kantor, jadinya malah pura pura gak kenal gitu.. kamuflase mode ON

10.30
Perjalanan ke kantor pemasaran tak sedikitpun terasa panas, rasa di dada yang dag dig dug derr membuat detik terlewati sangat cepat. Sesampainya di kantor itu, kita berhula hula ria ama mbak yang kmaren, sambil tanya ini itu untuk memantabkan hati, akhirnya DEAL..!! kami sepakat mengambil rumah di Griya Permata Gedhangan E3/28. Alhamdulillah, akhirnya terwujud juga mimpi kami mempunyai rumah sendiri setelah nikah

12.00
Fyuh, Surabaya emang panas, sumpe, gak perlu diragukan lagi. Makanya gitu nyampe kontrakan pada menggos smua.. Buru buru cuci tangan dan kaki, langsung deh kita lesehan sambil makan bsama.. syukuran.. ^.^

*Daaaannn……….alhamdulillah, totally, hari ini smua berjalan lancar sesuai harapan kami berdua, sungguh Allah emang maha Pengasih……. ^.^ Terima kasih ya Rabb.. smoga rumah kami membawa barakah bagi kami dan keluarga kami.. Amiin…………………..
Thursday, July 20, 2006

Perkawinan @ Pernikahan

Untuk suami.. renungkanlah…

Pernikahan atau perkahwinan menyingkap tabir rahasia.
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah
tidaklah setaqwa Aisyah pun tidak setabah Fatimah..
Justeru isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita- cita menjadi solehah…

Pernikahan atau perkahwinan mengajar kita kewajiban bersama
Isteri menjadi tanah kamu langit penaungnya..
Isteri ladang tanaman kamu pemagarnya..
Isteri kiasan ternakan kamu gembalanya.
Isteri adalah murid kamu mursyidnya .
Isteri bagaikan anak kecil kamu tempat bermanjanya.
Saat isteri menjadi madu kamu teguklah sepuasnya..
Seketika isteri menjadi racun kamulah penawar bisanya
Seandainya isteri tulang yang bengkok berhatilah meluruskannya..

Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa..
Untuk belajar meniti sabar dan redha Allah swt.
kerana memiliki isteri yang tak sehebat mana
Justeru kamu akan tersentak dari alpa
Kamu bukanlah Rasulullah S.A.W..
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh… amin..


Untuk isteri.. renungkanlah…

Pernikahan atau perkahwinan membuka tabir rahasia.
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad S.A.W..
Tidaklah setaqwa Ibrahim Alaihissalam..
Pun tidak setabah Ayyub
atau pun Segagah Musa..
apalagi setampan Yusuf.
Justeru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman
yang punya cita cita membangun keturunan yang soleh…

Pernikahan atau perkahwinan mengajar kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal kamu pengemudinya
Suami bagaikan pelakon yang nakal kamu adalah penonton kenakalannya
Saat suami menjadi raja kamu nikmati anggur singgahsananya
Seketika suami menjadi bisa kamulah penawar ubatnya
Seandainya suami bengis lagi lancang sabarlah memperingatkannya..

Pernikahan ataupun perkahwinan mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa.
Untuk belajar meniti sabar dan redha Allah swt
Kerana memiliki suami yang tak segagah mana..
Justeru kamu akan tersentak dari alpa?.
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga..
Pun bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara ..
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah… amin…


Justeru itu wahai para suami dan isteri.
jangan menuntut terlalu tinggi seandainya diri sendiri jelas tidak berupaya

Mengapa mendambakan isteri sehebat Khadijah andai diri tidak semulia Rasulullah
Mengapa mengharapkan suami setampan Yusof seandainya kasih tak setulus Zulaikha
Tidak perlu mencari isteri secantik Balqis andai diri tidak sehebat Sulaiman
dan Tidak perlu mencari suami seteguh Ibrahim andai diri tidak sekuat Hajar dan Sarah

* taken from internet ;)