Alhamdulillah ga terlalu macet, gerak cepat parkir mobil, dan jalan menembus teriknya mentari setengah siang. Ga lupa foto-foto dululaah di depan Monas, buat kenang-kenangan, bukti bahwa pernah menjejakkan kaki di Monumen setinggi 132 m. Ternyata di pelataran Monas banyak sekali penjual yaa, dan badut juga, qiqiqiq, jadilah pada heiboh minta foto sama badut.
Dengan sedikit pemaksaan, akhirnya si kecil mau menyudahi permainan asyiknya, dan kamipun melaju ke Masjid Istiqlal untuk menunaikan kewajiban. Oya, kali ini, kami juga janjian ama Budhe untuk ketemuan di parkiran Masjid. Lalu konvoi buat maksi di Megaria. Seneng deh bisa ketemuan sama saudara yang terakhir ketemu hampir 9 tahun yang lalu, iyaaa, ketemuan tuh pas nikahanku duluu, selebihnya, ketemu di dunia maya.
BELAJAR TENTANG MONAS :)
Monas dibangun mulai Agustus 1959, arsiteknya Soedarsono, Frederich Silaban, dan Rooseno. Tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Mulai dibuka untuk umum 12 Juli 1975. Jam buka 09:00 - 16:00Di Monas juga ada taman hutan kota seluas kira-kira 80 hektar. Pernah menyandang nama: Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan sekarang Taman Monas. Di taman ini, kita bisa bermain dengan rusa yang berasal dari Istana Bogor, berolahraga, juga melihat keindahan air mancur menari berhiaskan laser dengan iringan lagu di malam hari.
Monas yang tingginya 132 meter ini berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan dilapisi marmer, bikin adheeemm. :)
Bagian-bagian Monas
Lidah Api: terletak di atas cawan puncak, terbuat dari perunggu, dengan tinggi 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton, sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan. Lidah api ini dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.Pelataran Puncak: luasnya 11 x 11 m. Untuk mencapai pelataran puncak, pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta. Bahkan jika udara cerah, pengunjung dapat melihat Gunung Salak di Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan Seribu.
Pelataran Bawah: luasnya 45 x 45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.
Museum Sejarah Perjuangan Nasional: terletak di bagian bawah Monas, setinggi 8 m. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80 x 80 m. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.
Fyi
Kantor Pengelola Monumen Nasional Provinsi DKI Jakarta
Jl. Kebon Sirih No.22 Blok H Lt.IX No.53
Jakarta Pusat
Telp: (021) 382 3041
Jl. Kebon Sirih No.22 Blok H Lt.IX No.53
Jakarta Pusat
Telp: (021) 382 3041
*Disadur dari berbagai sumber, mau lebih kumplit, silakan baca di sini.
0 komentar:
Post a Comment