Lagi-lagi ngebolang spontan. Ceritanya setelah kemarin mudik ke Blora pas Lebaran Idul Adha, trus kami lanjut ke Semarang, nengokin keponakan yang baru nongol ke dunia. Yess, gegara nikah sama anak mbarep aku bisa punya gelar "budhe" sekarang, qiqiqiqi. Seperti yang lalu-lalu, ketika balik ke Surabaya, kami akan melewati jalur pantura, yang paaaaanjaaaaanngg. Awalnya pingin mampir ke "Brown Canyon". Tapi mengingat lagi kondisi si kecil yang kurang fit, akhirnya urung. Dan pas lewat di Pantai Kartini Rembang, kami coba tanyakan padanya, mau main di pantai ga? Eeeehh, dia menjawab mantab, MAU. Ya sudah, biar seneng mampirlah kita. VaRo yang sebelumnya sempat demam dan batuk, tiba-tiba sehat walafiat ketika menginjakkan kakinya di pantai. Keceriaan yang spontan keluar darinya, membuatku gamang, sambil terus berdoa di dalam hati. Semoga meskipun anginnya super kencang, ga akan apa-apa, sehat sehat sehat :)
Pantai ini terletak di sisi utara jalur pantura, sangat mudah ditemukan alias ga sulit mencarinya. Seperti pantai utara Jawa lainnya, ombaknya cukup tenang, lingkungan pantai cukup bersih, dan pasirnya berwarna hitam dan berlumpur. Kami tiba di pantai sudah lumayan sore, jadi bisa sekalian menikmati senja temaram dan sunset di batas cakrawala. Indahnyaaaa.. ^_^
Well, sekilas pasti bingung yaa, di Jepara ada Pantai Kartini, di Rembang juga ada Pantai Kartini. Itulah mengapa, sekarang Pantai Kartini Rembang punya nama baru yaitu Dampo Awang Beach, Pantai Dampo Awang. Terdengar asing? Siapa siy Dampo Awang? Kenapa dipilih menjadi nama pantai ini? Ehem, Dampo Awang itu sebenernya adalah nama alias dari pelaut muslim Tionghoa, Laksamana Ceng Ho alias Sam Pho Koong *banyak yaa nama aliasnya*. Konon katanya, jangkar kapal Oom Dampo Awang ini pernah terdampar di pantai ini, dan masih disimpan sampai sekarang. Cerita kumplitnya bisa dibaca di sini.
Seperti kebanyakan pantai lain, tiket masuk sangat-sangat terjangkau *ini salah satu yang kusuka dari wisata alam*. Di dalam pantai ada fasilitas taman bermain anak-anak, kompleks kolam renang, kios cinderamata, dan juga pasir pantai tentunya. Yang terakhirlah bagi kami yang utama :) *ya iyalaaaahhh*.
Setelah Hari Raya Idul Fitri, di pantai ini juga masih sering diselenggarakan Upacara Lomban. Yaitu tradisi melarung atau mengirim hasil panen ke laut untuk memperoleh keselamatan saat mencari ikan. *kira-kira yang pada akhirnya menemukan dan menikmati hasil panen yang dilarung siapa ya?*
Selama di pantai ini, VaRo terlihat begitu bahagia dan ceria, berlari kesana kemari menerjang air, membuat menara dari pasir yang lembek dan sangat susah dibentuk. Kali ini, Mama memilih ga ikut basah-basahan, bukan karena ga suka, tapi karena mengingat perjalanan masih panjaaangg ke Surabaya. Nanti klu Mamanya ikutan koceh, bisa-bisa makin susah beranjak dari pantai, gawat. :D
Anyway, jika teman-teman sedang melintas di pantura kota Rembang, mampirlah. Kalau bisa saat sunset, karena pemandangannya sungguh indah, berwisata ke alam akan membuat jiwa kita tenang dan banyak bersyukur, dan semakin merasa kecil, semakin merasa memang Tuhan Maha Besar, kita niy apalah-apalah, sebutir debu di lautan pasir ciptaanNya. Titip pesan, dimanapun kalian ngebolang, jaga kebersihan dan jaga attitude. Selamat ngebolang, sobat..!! :)
0 komentar:
Post a Comment