Setelah puas piknik ke "Trans Studio Bandung" kemarin sore, hari ini kami berencana pergi ke "Jendela Alam". Mengapa Jendela Alam? Karena kami membawa balita, dan sebagian besar obyek wisata di Bandung, kalau tidak wisata kuliner, yaa obyek wisata yang wahananya kebanyakan diperuntukkan bagi anak yang udah lulus balita.
Jadilah kami memilih Jendela Alam, karena wisata yang ditawarkan cocok sekali dengan balita, dan pastinya menyenangkan, karena masih jarang dijumpai di obyek wisata lainnya. Ini alamatnya:
Jendela Alam
Kompleks Graha Puspa
Jl. Sersan Bajuri Km 4.5
Ledeng,Lembang
Bandung-Indonesia
Telp: (022) 2788482 / (022) 69597268
Fax: (022) 2788513
Jam Buka
-weekdays 09.00 - 16.00
-weekend/ holiday 08.00 - 16.00
Harga Tiket Masuk
-weekdays IDR.8.000
-weekend/ holiday IDR.10.000
Sepanjang perjalanan dari Geger Kalong, kami disuguhi pemandangan khas Bandung, jalan kecil dan berkelok naik turun. Bagi sebagian orang, bahkan supir taxi, letak Jendela Alam ini agak susah ditemukan. Karena papan nama obyek wisata ini tidak besar dan mencolok. Yang paling gampang dihafal adalah, obyek wisata ini searah dengan "Mutiara International School", sekitar 1 km dari obyek wisata "Kampung Gajah" dari arah Geger Kalong, dan terletak di kanan jalan.
Tiket terusan dibanderol IDR.100.000, ini berlaku hanya bagi 1 orang anak saja. Sedangkan pendamping/ orang tuanya cukup membayar tiket masuk saja *yes, aku suka ini :D*. Tiket tersebut sudah mencakup semua wahana yang ada di dalam Jendela Alam, yaitu:
- Jendela Hewan
- Jendela Petualang
- Jendela Bermain
- Jendela Tumbuhan
Berhubung VaRo belum berminat untuk outbond, jadilah kami beli per tiket saja, bukan tiket terusan. Apa saja tiket yang kami beli?
- Animal Feeding, IDR.10.000/ anak
- Becak Mini, IDR.15.000/ 2 orang
- Memancing Ikan, IDR.10.000/ anak
- Panen Telur Ayam Arab IDR.2.500/ telor (bisa dibikin omelet di "Kedai Alam" dengan tarif IDR.5.000/ telor)
Dengan didampingi seorang fasilitator, kami mulai berkeliling. Pertama, sebelum memberi makan hewan, anak diajak panen kangkung dan wortel dulu, langsung dari kebun. Tiap anak diperbolehkan untuk memanen 4 wortel dan 3 kangkung. Setelah itu, diajak untuk mencuci sayuran tersebut. Dijelaskan pula, tujuan mencuci sayuran itu untuk apa. Saat sayuran sudah bersih, "Animal Feeding" dimulai.
Hewan pertama yang diberi makan adalah si Ruru, seekor rusa totol. Dia kebagian 1 buah wortel dari 1 anak. Saking seringnya dikasih makan langsung oleh manusia, dia sudah nyaman aja gitu, dielus-elus udah seperti kucing, istilahnya orang Jawa, "mapan", dipanggilpun langsung berdiri dan mendekat, walaupun sebelumnya sedang leha-leha di kandangnya.
Sebelum ngasih makan kelinci, kami mampir dulu ke sudut Reptil dan hewan air. Ada buaya, bluetounge, kura-kura, ular, juga aneka jenis ikan. Eh, kami sempat lhoo ngelus-elus si Lulu, ular albino yang habis dimandikan dan sedang asyik berjemur. Rasanya gimana pegang ular? Klu kata VaRo, "rasanya lembut, Ma". :)
Tujuan selanjutnya kandang kelinci. Ada beberapa jenis kelinci, mulai kelinci Indonesia sampai Anggora. Fasilitator dengan santainya membuka semua kandang kelinci tersebut. Kami bengong saja, gimana kalau pada lepas ya? Apa ga susah tu nangkepin satu-satu. Ternyata oh ternyata, kelinci itu phobia ketinggian, jadii aman aja meskipun kandang terbuka lebar, dia takkan meloncat turun, hehehe baru tau aku. Kelinci ini sebenarnya diberi makan pelet, dan setiap pengunjung hanya boleh memberi makan berupa daun wortel, bukan wortelnya. Konon katanya, kalau kelinci itu diberi makan wortel yang basah karena habis dicuci dan belum kering, maka bisa sakit perut. Oya?
Di depan kandang kelinci ada kandang landak. Tapi sepertinya dia sedang kenyang, tak tertarik dengan sayuran yang kami kibas-kibaskan di depan kandangnya. Melewati kandang bebek, VaRo berhenti lagi, mendekat, dan teriak-teriak memanggil sang bebek. Bebek-bebek itu bukannya mendekat malah lari menjauh, wkwkkwkwk. Di samping kandang bebek, ada kandang unggas, mulai ayam kate sampai aneka jenis burung. Tidak sebanyak di Kebun Binatang tentunya, namun cukup untuk dilihat-lihat.
Hewan berikutnya yang beruntung adalah sapi. Ada 3 ekor sapi perah di Jendela Alam, namanya Jane, Dela, satunya siapa ya, lupa, semua mirip nama artis siy. Komentar VaRo, "uuhh.. bau Ma..". Meskipun bau, VaRo tetap semangat mengulurkan kangkung ke mulut si Dela, yang dengan rakusnya langsung mengunyah. Lidahnya yang super besar itu sigap membelit kangkung yang bahkan masih beberapa senti dari mulutnya. *Mendadak ingat X-Factor yang tantangan makan lidah sapi mentah, yaiks*
Selanjutnya kami bertemu keluarga kambing Etawa. Di sini baru kutahu, kalau yang namanya kambing jantan itu rakusnya bukan main. Anak istrinya diseruduk menjauh setiap kali kami mengangsurkan wortel. Ckckckckkc, mbok ya berbagi to Mbiiingg.. Mbiinngg..
Setelah berjalan melewati kebun strawberry dan cherry tomat, sampailah kami ke Rumah Jamur. Eh kenapa kami ga mampir ke kebun? Karena strawberrynya baru saja dipanen, dan cherry tomatnya sedang banyak pengunjung, lagian si VaRo udah sering memanen cabe di rumah, jadi sudah tau rasanya. :)
Di tempat memancing ikan, baru kami bisa selonjoran. Lumayan juga, setelah jalan berkeliling dari pagi. Dengan duduk di bangku kecil dan sebuah jaring kecil di tangan, VaRo siap berburu ikan. Hahahaha, rasanya kasian melihat ikan-ikan itu. Bayangkan saja betapa maboknya mereka, diobok-obok sepanjang hari oleh anak-anak yang taunya cuma suka dan suka. Bahkan ada kejadian, Vina memasukkan bangku kecil ke dalam kolam ikan. Asli ngakak liatnya. Well.. Aku turut berduka, ikan.
Sebenarnya menunggu bukanlah hal yang menyenangkan, namun menunggu di Jendela Alam lumayan juga, anak-anak tetep bisa bermain prosotan, lari-larian, ayunan, dll. Sementara Emaknya bisa selonjoran di saung sambil ngobrol-ngobrol.
*Semoga bermanfaat yaa :)
3 komentar:
mba, kalo untuk balita 2 tahun kira-kira udah ngerti belum ya kalo diajak ke jendela alam? lagi bingung cari wisata buat balita niy
-mba Anita: biasanya anak kecil suka kalau diajak melihat binatang. Boleh dicoba, karena tiket masuknya juga sangat terjangkau ^_^
bandung memang terkenal dengan sebutan kota kembang karena banyak taman wisata yang ditanami tanaman dan bunga yang indah sehingga terkenal di Indonesia hal ini juga mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada tempat objek wisata untuk terus mengembangkan potensinya yaitu salah satunya dengan memberikan Pelatihan Bahasa Inggris Untuk Karyawan agar dapat memberikan pelayan yang baik untuk wisatawan lokal dan internasional
Post a Comment