Saturday, March 02, 2013

Field Trip: Jendela Alam, Bandung



Setelah puas piknik ke "Trans Studio Bandung" kemarin sore, hari ini kami berencana pergi ke "Jendela Alam". Mengapa Jendela Alam? Karena kami membawa balita, dan sebagian besar obyek wisata di Bandung, kalau tidak wisata kuliner, yaa obyek wisata yang wahananya kebanyakan diperuntukkan bagi anak yang udah lulus balita.

Jadilah kami memilih Jendela Alam, karena wisata yang ditawarkan cocok sekali dengan balita, dan pastinya menyenangkan, karena masih jarang dijumpai di obyek wisata lainnya. Ini alamatnya:

Jendela Alam
Kompleks Graha Puspa
Jl. Sersan Bajuri Km 4.5
Ledeng,Lembang
Bandung-Indonesia
Telp: (022) 2788482 / (022) 69597268
Fax: (022)  2788513

Jam Buka
-weekdays 09.00 - 16.00
-weekend/ holiday 08.00 - 16.00

Harga Tiket Masuk
-weekdays IDR.8.000
-weekend/ holiday IDR.10.000

Sepanjang perjalanan dari Geger Kalong, kami disuguhi pemandangan khas Bandung, jalan kecil dan berkelok naik turun. Bagi sebagian orang, bahkan supir taxi, letak Jendela Alam ini agak susah ditemukan. Karena papan nama obyek wisata ini tidak besar dan mencolok. Yang paling gampang dihafal adalah, obyek wisata ini searah dengan "Mutiara International School", sekitar 1 km dari obyek wisata "Kampung Gajah" dari arah Geger Kalong, dan terletak di kanan jalan.


Kesan pertama begitu menjejakkan kaki adalah, "Yes, ga salah milih piknik di sini :)". Kami disambut dengan petugas yang ramah dengan logat Sunda yang khas. Di sini pengunjung boleh memilih, membeli tiket terusan atau memilih wahana apa saja yang akan dikunjungi.

Tiket terusan dibanderol IDR.100.000, ini berlaku hanya bagi 1 orang anak saja. Sedangkan pendamping/ orang tuanya cukup membayar tiket masuk saja *yes, aku suka ini :D*. Tiket tersebut sudah mencakup semua wahana yang ada di dalam Jendela Alam, yaitu:
  1. Jendela Hewan
  2. Jendela Petualang
  3. Jendela Bermain
  4. Jendela Tumbuhan
Berhubung VaRo belum berminat untuk outbond, jadilah kami beli per tiket saja, bukan tiket terusan. Apa saja tiket yang kami beli?
  1. Animal Feeding, IDR.10.000/ anak
  2. Becak Mini, IDR.15.000/ 2 orang
  3. Memancing Ikan, IDR.10.000/ anak
  4. Panen Telur Ayam Arab IDR.2.500/ telor (bisa dibikin omelet di "Kedai Alam" dengan tarif IDR.5.000/ telor)
Dengan didampingi seorang fasilitator, kami mulai berkeliling. Pertama, sebelum memberi makan hewan, anak diajak panen kangkung dan wortel dulu, langsung dari kebun. Tiap anak diperbolehkan untuk memanen 4 wortel dan 3 kangkung. Setelah itu, diajak untuk mencuci sayuran tersebut. Dijelaskan pula, tujuan mencuci sayuran itu untuk apa. Saat sayuran sudah bersih, "Animal Feeding" dimulai.


Hewan pertama yang diberi makan adalah si Ruru, seekor rusa totol. Dia kebagian 1 buah wortel dari 1 anak. Saking seringnya dikasih makan langsung oleh manusia, dia sudah nyaman aja gitu, dielus-elus udah seperti kucing, istilahnya orang Jawa, "mapan", dipanggilpun langsung berdiri dan mendekat, walaupun sebelumnya sedang leha-leha di kandangnya.


Sebelum ngasih makan kelinci, kami mampir dulu ke sudut Reptil dan hewan air. Ada buaya, bluetounge, kura-kura, ular, juga aneka jenis ikan. Eh, kami sempat lhoo ngelus-elus si Lulu, ular albino yang habis dimandikan dan sedang asyik berjemur. Rasanya gimana pegang ular? Klu kata VaRo, "rasanya lembut, Ma". :)


Tujuan selanjutnya kandang kelinci. Ada beberapa jenis kelinci, mulai kelinci Indonesia sampai Anggora. Fasilitator dengan santainya membuka semua kandang kelinci tersebut. Kami bengong saja, gimana kalau pada lepas ya? Apa ga susah tu nangkepin satu-satu. Ternyata oh ternyata, kelinci itu phobia ketinggian, jadii aman aja meskipun kandang terbuka lebar, dia takkan meloncat turun, hehehe baru tau aku. Kelinci ini sebenarnya diberi makan pelet, dan setiap pengunjung hanya boleh memberi makan berupa daun wortel, bukan wortelnya. Konon katanya, kalau kelinci itu diberi makan wortel yang basah karena habis dicuci dan belum kering, maka bisa sakit perut. Oya?


Di depan kandang kelinci ada kandang landak. Tapi sepertinya dia sedang kenyang, tak tertarik dengan sayuran yang kami kibas-kibaskan di depan kandangnya. Melewati kandang bebek, VaRo berhenti lagi, mendekat, dan teriak-teriak memanggil sang bebek. Bebek-bebek itu bukannya mendekat malah lari menjauh, wkwkkwkwk. Di samping kandang bebek, ada kandang unggas, mulai ayam kate sampai aneka jenis burung. Tidak sebanyak di Kebun Binatang tentunya, namun cukup untuk dilihat-lihat.

Hewan berikutnya yang beruntung adalah sapi. Ada 3 ekor sapi perah di Jendela Alam, namanya Jane, Dela, satunya siapa ya, lupa, semua mirip nama artis siy. Komentar VaRo, "uuhh.. bau Ma..". Meskipun bau, VaRo tetap semangat mengulurkan kangkung ke mulut si Dela, yang dengan rakusnya langsung mengunyah. Lidahnya yang super besar itu sigap membelit kangkung yang bahkan masih beberapa senti dari mulutnya. *Mendadak ingat X-Factor yang tantangan makan lidah sapi mentah, yaiks*


Sapi selesai, kami mampir ke kandang Ayam Arab. Keren yaa, ini ayam keturunan Arab boo'. Di sana kami mengambil telur langsung dari kandang. Masih anget, sepertinya baru saja keluar dari tubuh induknya. Sambil menenteng tempat telor, VaRo dengan semangat mengambil satu demi satu, ditata di tempat telor. Untuk selanjutnya dikemas dan diberi label, "Telur Ayam Arab". :)


Selanjutnya kami bertemu keluarga kambing Etawa. Di sini baru kutahu, kalau yang namanya kambing jantan itu rakusnya bukan main. Anak istrinya diseruduk menjauh setiap kali kami mengangsurkan wortel. Ckckckckkc, mbok ya berbagi to Mbiiingg.. Mbiinngg..


Tidak jauh dari kandang kambing, ada kandang kuda poni. Lagi-lagi ada 3 ekor kuda poni, kali ini aku melupakan namanya. Kuda poni ini boleh dinaiki lhoo, tarifnya lupa, tapi sudah termasuk di dalam tiket terusan. Panenan sayuran kami habis di sini, karena ini adalah hewan terakhir yang kami beri makan.


Setelah berjalan melewati kebun strawberry dan cherry tomat, sampailah kami ke Rumah Jamur. Eh kenapa kami ga mampir ke kebun? Karena strawberrynya baru saja dipanen, dan cherry tomatnya sedang banyak pengunjung, lagian si VaRo udah sering memanen cabe di rumah, jadi sudah tau rasanya. :)


Rumah Jamur ini terasa lebih dingin dan lembab. Karena dalam sehari disiram sampai 3x. Media jamurnya berupa serbuk gergaji dengan dedak dengan perbandingan 1:1. Dalam satu kantong bisa menghasilkan jamur tiram paling banyak 1 kg. Komentar VaRo sama dengan waktu di kandang sapi, "bau".


Dan selesailah tur kami dengan fasilitator. Sebelum bergerak untuk memancing ikan, kami sempatkan untuk melihat-lihat koleksi tanaman obat yang ada. Dan aku nemu yang namanya "ciplukan". Wow.. rasanya sudah puluhan taun tidak lagi merasakan buah ciplukan, jadi kangen masa kecil, dulu di SD sering ada yang jual ciplukan sebungkus cuma IDR.25, iyaa cuma "selawe repes". Oooh indahnya masa kecilku. :D

Di tempat memancing ikan, baru kami bisa selonjoran. Lumayan juga, setelah jalan berkeliling dari pagi. Dengan duduk di bangku kecil dan sebuah jaring kecil di tangan, VaRo siap berburu ikan. Hahahaha, rasanya kasian melihat ikan-ikan itu. Bayangkan saja betapa maboknya mereka, diobok-obok sepanjang hari oleh anak-anak yang taunya cuma suka dan suka. Bahkan ada kejadian, Vina memasukkan bangku kecil ke dalam kolam ikan. Asli ngakak liatnya. Well.. Aku turut berduka, ikan.


Memancing atau lebih tepatnya menjaring ikan ini membutuhkan waktu yang sangat lama, karena ada 3 kolam, dan VaRo dengan betahnya berpindah dari satu kolam ke kolam lainnya. Sementara Vina dan Ayahnya sudah berpindah ke taman bermain. Aku dan Nita memutuskan ke Kedai Alam untuk merelakan telur panenan kami menjadi omelet. Tak berapa lama, anak-anak menyusul dan bergabung, sambil menunggu omelet matang, nyemil es krim.


Setelah omelet matang, kami berpindah tempat. Waktunya naik becak mini. Becak mini di sini benar-benar mini, kursi penumpang hanya muat 1 orang dewasa saja. Dengan manisnya VaRo duduk di kursi penumpang sambil makan es krimnya, sedangkan Bapaknya duduk di belakang, siap mengayuh becak. Di putaran pertama akhirnya habislah es krim. 3 Putaran berikutnya sambil kusuapin omelet, maklum sudah waktunya jam makan siang.



Oya, setelah di Jendela Alam ini, aku akan reunian dengan 2 temanku semasa SMK. Didiek dan Rama. Rama sudah sampai di Jendela Alam, bersama istri dan 2 jagoannya. Sementara Didiek masih ada urusan sehingga agak terlambat menjemput kami. Eh, menjemput? Iya, karena kami akan diajak ke rumah Didiek di daerah Cimahi, katanya siy udah dimasakin yang enak-enak gitu, hehehe.

Sebenarnya menunggu bukanlah hal yang menyenangkan, namun menunggu di Jendela Alam lumayan juga, anak-anak tetep bisa bermain prosotan, lari-larian, ayunan, dll. Sementara Emaknya bisa selonjoran di saung sambil ngobrol-ngobrol.


Begitulah kami menghabiskan hari di Jendela Alam, semakin siang, semakin banyak pengunjung yang berdatangan. Menurutku obyek wisata ini lumayan asyik, worth it lah, karena berbeda dari obyek wisata lainnya di Bandung.

*Semoga bermanfaat yaa :)

3 komentar:

anita said...

mba, kalo untuk balita 2 tahun kira-kira udah ngerti belum ya kalo diajak ke jendela alam? lagi bingung cari wisata buat balita niy

Keke Purnama said...

-mba Anita: biasanya anak kecil suka kalau diajak melihat binatang. Boleh dicoba, karena tiket masuknya juga sangat terjangkau ^_^

etbandung said...

bandung memang terkenal dengan sebutan kota kembang karena banyak taman wisata yang ditanami tanaman dan bunga yang indah sehingga terkenal di Indonesia hal ini juga mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada tempat objek wisata untuk terus mengembangkan potensinya yaitu salah satunya dengan memberikan Pelatihan Bahasa Inggris Untuk Karyawan agar dapat memberikan pelayan yang baik untuk wisatawan lokal dan internasional