Hiiiii, judulnya udah serem aja yaaaa, tumben-tumbenan aku nulisnya cerita horor, bukan cerita lagi ngebolang kayak biasanya. Jadi begini, syahdan 2 tahun yang lalu, sekitar akhir tahun 2014, saat aku membersihkan karang gigi di dokter kantor, dikasih tau sama dokternya klu gigi bungsuku yang kiri bawah, tumbuhnya miring. Sudah diinfokan juga, klu misalnya ada keluhan, disuruh langsung ke dokter gigi aja untuk diperiksa apakah harus diambil atau tidak gigi bungsunya. Saat itu kebetulan aku belum merasakan deritanya, hanya sebatas sering selilitan aja *pardon my language*. Berselang 2 tahun kemudian, baruuu kurasakaaann bahwasanya tidak lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, karena keduanya itu sama-sama sakitnya, Jendraaaalll..!! Akhirnya kuputuskan untuk kembali konsultasi ke dokter gigi kantor lagi, supaya aku bisa mengenyahkan segala derita sakit gigi *lebay, padal baru sekali kumatnya, tapi bikin senewen ga karuan sampai minum pain killer*.
Apa siy gigi bungsu/ wisdom teeth itu?
Gigi bungsu adalah gigi geraham paling belakang yang tumbuh terakhir sekitar usia 17-25 th. Dia tumbuh di saat yang tidak tepat, saat pertumbuhan rahang sudah berhenti, sehingga tumbuhnya abnormal karena kekurangan tempat. Klu alhamdulillaah bisa tumbuh normal ya itu namanya rejeki nomplok. Yang bisa jadi bencana di antaranya, klu tumbuhnya ke arah luar (menyerang pipi), ke arah dalam (ga lebih baik daripada yang ke arah luar), ke arah samping alias tiduran (menyerang gigi tetangganya).
Kalau misalnya timbul gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher, rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga perlu dirujuk dan ditindak tegas.
Eh tapi, sebenernya gigi bungsu ini sudah bisa diantisipasi di usia 12-18 th. Sudah bisa dirontgen panoramic dan dicabut dini meskipun belum tumbuh, ini karena akar gigi masih pendek sehingga lebih mudah dan lebih cepat pulih pasca operasi. Maka hai kamu anak-anak muda, yang rajin ke dokter gigi yaa buat check up.
Gigiku yang bermasalah ada dalam lingkaran merah |
Yang pertama harus dilakukan adalah Foto Panoramic (rontgen gigi). Sudah pernah rontgen panoramic like this? Klu belum, let me tell you. Jadi saat dirontgen, jelas harus dilepas semua perhiasan di telinga atau leher, lalu berdiri tegak, tangan memegang pegangan yang sudah disediakan, dagu dilandaskan ke landasan yang sudah tersedia (kayak pas kita tes fokus mata gituloh), lalu menggigit sesuatu (kamera kali ya itu), senyum lebar, mingkem, lidah ditekuk ke arah langit-langit, kepala dijepit, mata dipejamkan, ga boleh gerak, dan ngiiiiiiiinnngggggg, berasa kita lagi diputerin sesuatu dari arah samping kiri kepala - atas kepala - kanan kepala, dan selesai. Tunggu beberapa menit, hasilnya sudah bisa dibawa pulang. Btw, entah apa itu efek samping atau bukan, tapi pas jalan pulang agak berasa pusing dan sedikit mual.
Langkah kedua adalah ke Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut (Drg. Sp.BM). Aduh serem yaa namanya, Sp.BM ini memang salah satu dokter spesialisnya gigi yang menangani masalah operasi gigi bungsu. Jadi ga semua dokter gigi bisa yaa, harus yang Sp.BM *catet*. Nanti di Sp.BM akan dilihat hasil panoramicnya sebagai dasar melakukan tindakan. Untuk kasusku ini, karena gigi no.37 (gigi yang terseruduk gigi bungsu) sudah terdesak, bolong dan menghalagi saat mencabut gigi bungsu, maka diputuskan untuk ikutan diambil, supaya deritanya sekali aja. Huwaaaaa, rasanya shock pemirsaahh, menyiapkan mental buat operasi gigi bungsu aja ga mudah, harus ditambah musti kehilangan gigi lagi, huhuhuhuhuhu.
Aku sempat mundur, dari periksa pertama tgl.29 Juli, dan baru dieksekusi beneran tgl.2 September. Itupun sebenernya klu ga kumat lagi bisa entah kapan tahun bakal maju lagi ke Sp.BM. Berhubung kumat lagi, akhirnya insyaf dan sadar, masak iya harus nunggu kumat sakitnya 3x baru kapok?
Baiklah, aku mau cerita tahap ketiganya yaa, yaitu Tindakan Operasi Gigi Bungsu. Jam 4 sore aku udah di Mitra Keluarga Waru buat ambil antrian ke Sp.BM. Prakteknya siy mulai jam 5, tapi jam 4 sudah dibuka pendaftarannya. Yawis, biar ga kemaleman mending cepet cepet aja daftar. Alhamdulillaah dapet no. 3. ☺ Dokter dateng jam 17:19. Pasien mulai dipanggil, pas pasien no. 2 masuk, dokternya keluar, shalat Maghrib dulu *nilai plus*. Kamipun shalat di Mushalla Mitkel juga. Habis shalat Maghrib dan menunggu beberapa saat, no.2 keluar. Duuuhh berasa mo copot jantungku, nervous tingkat dewa.
Begitu masuk, ngobrol bentar, tensi, ngisi dan tanda tangan formulir persetujuan tindakan, lalu jam 18:39 dokternya baca Basmalah dan mulai menunaikan tugasnya. Ada 3 suster perawat, yang 2 ikut ngeroyok diriku, satunya lagi bantu-bantu nyiapin apa yang diperlukan. Awalnya rencana mau melek aja, tahu bener saat Sp.BM mulai menyuntikkan obat bius, lalu kumur, lalu beberapa saat kemudian mangap lagi, diperiksa ini itu, tapi lama-lama makin tegang karena lihat aneka alat keluar masuk mulut, haduuhh ya udah deh merem aja, pasrah mawon. Mereka siy kayaknya santai aja sambil ngobrol gitu, sedangkan aku meremas tissue dalam diam dan jantung berdetak kencang. Berkali-kali diminta buat rileks, karena kerasa klu aku tegang, tapiiiii teteup, ga bisa santai kayak di pantai meskipun kursinya udah kayak kursi pantai. Sempat malu bangett, saking nervousnya, pas dibolehin minum di sela-sela operasi, eh minumnya ga selow, trus malah batuk-batuk, haduuhh tengsiiinnn. 😂
Setelah sekitar 20 menitan tapi berasa seabad mangap sampe pegel dan dipegangi suster juga, entah berapa kali suara bor mendenging bikin pusing, ngilu dan suntikan yang kayak cubitan mesra kulalui, beberapa goyangan yang menggetarkan seluruh kepala, akhirnya dijahit juga gusiku, sekilas kayak senar layangan itu benang jahit saking gedhenya. Eh ternyata aku ga pake kacamata, pantesan kelihatan gedhe, karena mataku kelewat canggih menggandakan setiap objek yang dilihatnya. Sebelum meninggalkan ruang dokter, harus dong konsultasi ini itu dulu supaya lega. Sempat dikasih tahu juga sama dokternya, karena posisi kedua gigiku itu, membuat banyak sisa makanan terperangkap sehingga susah dibersihkan dan terbentuk semacam uci-uci di antara keduanya, ini adalah biang kerok yang bikin sakit luar biasa itu. *alhamdulillaah udah dibuang*.
Satu yang aku syukuri banget, yaitu aku udah "disangoni obat" sama Drg kantor, jadi aku bisa langsung minum di depan Sp.BM, jadi begitu semua efek obat bius habis sekitar menjelang jam 11 malam (mulut sudah berasa semua klu disentuh), alhamdulillaah ga kerasa sakit/ nyeri, tidurpun nyenyak sampai pagi.
Bye my theeth |
Pertanyaannya, apakah setelah operasi gigi bungsu sudah selesai deritamu? Heheheheh, sayangnya masih belum yaaa, masih ada bagian keempat, yang kuberi judul Perawatan Pasca Operasi Gigi Bungsu. Apa sajakah ituuu?? Cekidot:
24 Jam pertama setelah operasi
- Banyak istirahat, hindari kegiatan berat.
- Hindari makanan/ minuman hangat/ panas. Lebih baik yang bersuhu ruang/ dingin.
- Makanlah makanan yang bertesktur lembut
- Tidak menggosok gigi/ kumur
- Tidak minum menggunakan sedotan
- 12 Jam setelah operasi sudah bisa belajar buka mulut lebar, supaya luka jahitan lekas membaik.
- Akan terjadi pembengkakan pipi dan rasa tidak nyaman di mulut antara 3-14 hari
- Sering kompres dengan es, klu aku pake eye mask gel dari The Body Shop yang keluar masuk freezer.
- Minum obat anti nyeri, anti bengkak, dan antibiotik yang diresepkan
3 Hari setelah operasi
- Hindari makanan/ minuman hangat/ panas. Lebih baik yang bersuhu ruang/ dingin.
- Tidak minum menggunakan sedotan
- Makanlah makanan yang bertesktur lembut
- Hindari kegiatan berat
- Gosok gigi hanya pada bagian yang tidak sakit, kumur pelan di bagian yang tidak ditindak
- Waspada munculnya sariawan, efek trauma dari tindakan operasi gigi bungsu
- Kontrol ke Drg, untuk diperiksa dan dibersihkan luka operasinya
Seminggu setelah operasi
- Hindari kegiatan berat
- Sehari sebelumnya sudah boleh menggunakan obat kumur yang diresepkan Drg.
- Waspada lepasnya gumpalan darah penutup luka operasi.
- Kontrol ke Drg, untuk lepas jahitan. Aku sempat nanya ke Sp.BM, kenapa ga pakai benang jahit yang langsung jadi daging aja? Katanya, proses bersatunya benang menjadi daging butuh waktu paling tidak sebulan lamanya, selama itu, kan ga mungkin mulut dikosongin dan disterilkan, jadi malah rawan, makanya pakai benang yang dilepas supaya aman.
Sebulan setelah operasi
- Kontrol ke Drg, kecuali jika ada keluhan bisa kurang dari sebulan.
- Observasi gigi pengganti (untuk kasusku)
Naaahh, bagaimana, sudah tidak bertanya-tanya lagi kaaan, gimana proses penanganan gigi bungsu itu sebenernya? Jadiii, mau dilepas aja dari awal atau gimana enaknya? Monggo kerso, sesuai kondisi masing-masing saja. Semoga kita semua selalu dilimpahi nikmat sehat, Aamiin YRA
PS:
Barangkali ada yang bertanya-tanya berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk semua ini? Klu aku, alhamdulillaah ditanggung sama kantor, jadi tidak keluar biaya sama sekali. Namun, sempat ngobrol sama sesama pasien yang menggunakan jasa salah satu asuransi kesehatan, untuk rontgen panoramic sekitar 250an ribu, operasi gigi bungsu sekitar 4,8 jutaan.
0 komentar:
Post a Comment