Long weekend akhir Maret 2016 kali ini, alhamdulillaah, dikasih rizki sama Allaah bisa ngebolang bareng beberapa teman dan keluarga kecilnya (ada yang dari Semarang, Surabaya, Madiun, Malang, Lumajang, Jember). Total ada 12 orang dewasa dan 10 orang anak yang siap seseruan bareng di beberapa kota di Jawa Timur. :)
Perjalanan dimulai dari hari Jum'at pagi. Meeting point rombongan Semarang, Surabaya, dan Malang adalah rumah salah seorang kawan di Lumajang, sementara di Papuma, kami akan bertemu dengan rombongan Jember dan Madiun. Setelah istirahat, soljum, dan makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke arah Pantai Tanjung Papuma (PAsir PUtih MAlikan). Setelah menempuh sekitar 3 jam perjalanan, sampailah kami di TKP.
Jajaran pantai selatan Jawa adalah jajaran pantai terindah, terbaik dan terkeren, termasuk Papuma. Letaknya di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, sekitar 45 km ke arah selatan kota Jember.
Setelah keluar dari jalan raya, kami langsung disambut oleh jalanan makadam, beberapa ruas jalan berbelok dan naik turun tajam, ngeri-ngeri sedap. Tenaaang, semua perasaan itu akan terbayar lunas setelah sampai di pantainya kok. (Tidak direkomendasikan kendaraan berupa bus besar).
Di sepanjang pantai, terhampar pasir putih yang bersih, cocok klu buat berjemur, atau gulung-gulung, qiqiqiqiq. Di sekitar pantai terdapat bukit dan hutan lindung dengan luas sekitar 50 ha, yang dikelola oleh Perhutani, itu sebabnya di beberapa sudut, masih terlihat monyet/ lutung/ kera liar bergelantungan bebas. :)
Selain pantai, ada beberapa batu/ pulau karang raksasa (oleh penduduk lokal disebut "atol-atol") yang berdiri di dekat pantai. Terdapat 7 karang besar yang jika dilihat dari sudut tertentu seperti berderet rapi. Karang itu punya nama lhoo, yaitu Pulau Narada, Pulau Nusa Barong (masih alami, indah, tak berpenghuni, langsung menghadap laut lepas, cocok bagi yang hobi memancing, tapi harus hati-hati, keselamatan nomor satu), Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Kajang dan Pulau Kodok (dinamai begitu, karena bentuknya seperti kodok raksasa yang selalu dihantam ombak, jadi seperti timbul tenggelam di lautan).
Di sepanjang pantai, terhampar pasir putih yang bersih, cocok klu buat berjemur, atau gulung-gulung, qiqiqiqiq. Di sekitar pantai terdapat bukit dan hutan lindung dengan luas sekitar 50 ha, yang dikelola oleh Perhutani, itu sebabnya di beberapa sudut, masih terlihat monyet/ lutung/ kera liar bergelantungan bebas. :)
Selain pantai, ada beberapa batu/ pulau karang raksasa (oleh penduduk lokal disebut "atol-atol") yang berdiri di dekat pantai. Terdapat 7 karang besar yang jika dilihat dari sudut tertentu seperti berderet rapi. Karang itu punya nama lhoo, yaitu Pulau Narada, Pulau Nusa Barong (masih alami, indah, tak berpenghuni, langsung menghadap laut lepas, cocok bagi yang hobi memancing, tapi harus hati-hati, keselamatan nomor satu), Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Kajang dan Pulau Kodok (dinamai begitu, karena bentuknya seperti kodok raksasa yang selalu dihantam ombak, jadi seperti timbul tenggelam di lautan).
Saat ombak pasang membuat pemandangan semakin indah bila kita melihatnya dibawah sitinggil karena kita melihat bongkahan karang yang diterjang ombak besar. Sebaliknya saat laut surut, kita bisa turun dan berdiri di atas batu karang. Tapi hati-hati yaa, karena tekstur batunya kasar, dan banyak sekali bulu babi yang ngumpet di celah-celah batu karangnya. Hiiiii, sereeemm klu sampe kena kaki.
Menurut legenda, Malikan adalah sebuah batu datar yang mirip kerang raksasa berjajar di sepanjang bentangan pantai yang menghadap ke barat. Batu Malikan konon merupakan tempat di mana Raden Mursada dan Mursaud (atau Marsudo dan Joko Samudera menurut versi cerita yang lain) memancing. Di atas batu itulah Marsudo atau Mursada tak sengaja memancing ikan ajaib Raja Mina yang kemudian ia lepaskan. Dan di situ pula kail Joko Samudera atau Mursaud tersangkut ular raksasa yang kemudian dibelah menjadi tiga bagian oleh Marsudo dengan cemeti pemberian Raja Mina. (Berhubung Papuma dan Watu Ulo bersebelahan, maka legendanyapun masih nyambung).
Fasilitas di pantai ini sudah lumayan lengkap, tiket masuk murah meriah, ada beberapa cottage yang disewakan (tarif bersahabat), camping ground, dan yang sudah pasti adalah penjual makanan, minuman, dan souvenir. Ada juga bangunan mirip kelenteng di satu sudut, sayangnya ga sempat kudekati, magnet dari bibir pantai sangat kuat soalnya, qiqiqiqi.
Semakin sore, terutama saat sunset, suasana semakin syahdu. Duduk di pasir pantai bersama kekasih halal dan juga keluarga tercinta, diiringi deburan ombak yang menghantam karang, angin semilir. Amboooiii, mau deh rasanya berlama-lama, sampai malem juga ayok. Sayangnya perjalanan masih panjang, ini baru destinasi pertama, masih ada beberapa lagi yang harus kami kunjungi.
Oya, sebelum kami melanjutkan perjalanan ke arah timur alias Banyuwangi, malemnya bobok syantik dulu di sebuah hotel yang lumayan enak, tarif bersahabat, cukup nyaman untuk istirahat, meskipun bukan hotel baru.
Oya, sebelum kami melanjutkan perjalanan ke arah timur alias Banyuwangi, malemnya bobok syantik dulu di sebuah hotel yang lumayan enak, tarif bersahabat, cukup nyaman untuk istirahat, meskipun bukan hotel baru.
Hotel Safari.
Jl. K.H. A. Dahlan 33 Jember 68137
Telp. 0331-481882 (3 lines)
Fax. 0331-481887
Email. safari_hotel82@yahoo.com
Anyway, bye bye Papuma, see u next time, beautiful beach ^_^
Anyway, bye bye Papuma, see u next time, beautiful beach ^_^
0 komentar:
Post a Comment