Saturday, January 05, 2013

Field Trip: Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)



Jam sudah menunjukkan hampir pukul 12 ketika kami puas foto2 di Lawang Sewu. Jadi, kami putuskan untuk shalat Dhuhur di Masjid Agung Jawa Tengah, masjid terbesar di Jawa Tengah yang arsitektur payungnya mirip dengan Masjid Nabawi di Madina Al-Munawarah.

Setibanya di MAJT, aku dibuat kagum akan kemegahannya. Kami memilih parkir di dalam, menghindari panasnya sengatan matahari. Setelah berpencar dan menunaikan kewajiban, kami bertemu lagi di depan pintu utama. Sambil duduk dan menikmati keindahan arsitekturnya, dan juga tak lupa, foto-foto, walaupun ga maksimal juga, karena si thole sudah rewel minta makan, dan ga kuat dengan udara yang ekstra hoottt.. :D


Sedikit cerita tentang MAJT :)

Masjid yang ada di Jl. Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang ini diresmikan pada tahun 2006. Kompleks masjid megah seluas 10 hektar dan luas bangunan induk untuk shalat 7.669 meter persegi tersebut memiliki fasilitas yang lengkap seperti convention hall, kios souvenir, kios makanan, gedung perkantoran, perpustakaan, museum, hotel, sarana hiburan, area bermain, hingga menara pandang.

Secara arsitektur, Masjid Agung Jawa Tengah memiliki keunikan yaitu memadukan arsitektur Jawa, Timur Tengah dan Roma. Arsitektur Timur Tengah terlihat dari kubah dan kaligrafi. Arsitektur bangunan Jawa terwakili pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Sedangkan pengaruh Roma jelas terlihat pada 25 pilar yang menyerupai bangunan Coloseum. Masjid Agung Jawa Tengah juga dilengkapi dengan 6 payung hidrolik raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis. Payung raksasa ini mengadopsi arsitektur Masjid Nabawi di Madina.


Keistimewaan lain masjid ini berupa Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower) setinggi 99 m. Menara yang dapat dilihat dari radius 5 km ini terletak di pojok barat daya masjid. Menara tersebut melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Di puncak menara dilengkapi teropong pandang. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar sambil melihat indahnya Kota Semarang dan kapal-kapal yang sedang berlalu-lalang di pelabuhan Tanjung Emas.

Untuk naik ke menara pengunjung diwajibkan membayar IDR.3.000 per orang untuk jam kunjungan pukul 08.00-17.30 WIB dan IDR.4.000 per orang pada jam 17.30-21.00 WIB. Bagi pengunjung yang ingin menggunakan teropong yang terdapat di Menara Asmaul Husna itu, maka pengunjung harus mengeluarkan ongkos tambahan sebesar IDR.500 per menit.

Di masjid ini juga terdapat Al qur`an raksasa tulisan tangan karya H. Hayatuddin, seorang penulis kaligrafi dari Universitas Sains dan Ilmu Al-qur`an dari Wonosobo, Jawa Tengah. Tak hanya itu, ada juga replika beduk raksasa  yang dibuat oleh para santri Pesantren Alfalah Mangunsari, Jatilawang, Banyumas, Jawa Barat, juga miniatur Masjid.

*gambar tentang Masjid Besar Jawa Tengah, bisa di lihat di sini

0 komentar: