Saat VaRo membaca cerita di Majalah Bobo Junior, tentang Museum Mobil, dia jadi penasaran, dan ingin juga berkunjung ke museum mobil. Hehehe, bingunglah Emaknya, wong itu cuma cerita Bobo, belum tentu ada dalam kenyataan. Akhirnya sebagai pengganti, Kami ajak dia ke "Museum Kapal Selam aka Monkasel", yang ada di Surabaya.
Monkasel terletak di pinggir Kalimas, tepatnya di Jl. Pemuda 39, di samping Delta Plaza, dekat Hotel Sahid, dekat Kayoon, dekat Balai Kota, dekat Balai Pemuda, dekat Grahadi, dekat mana-mana, maklum, di tengah kota Surabaya, cekidot koordinatnya :) Monkasel buka setiap hari, dari jam 08.00 sampai jam 22.00. Jika membawa mobil, aku sarankan parkir di area parkir antara Delta Plaza dan Monkasel, karena di dalam area parkir itu ada pintu masuknya juga ke Monkasel, jadi ga perlu jalan jauh muter ke depan lagi untuk masuk ke museum. Akses ke Monkasel jika naik kereta api juga mudah, karena Monkasel ini jaraknya hanya kurleb 100 m dari pintu belakang Stasiun Gubeng. Jika naik bus, turun di terminal Bungurasih, lalu naik angkot jurusan Gubeng-THR.
Tiket masuk ke Monkasel seluas kurleb 1/2 hektar ini adalah IDR.5.000 per orang, kita sudah bisa masuk ke dalam kapal selam dengan skala penuh (bukan replika) dan menonton videorama mengenai sejarah Monkasel. Selain kapal selam dan ruang videorama yang dilengkapi sound system dolby stereo, ada juga cafetaria, panggung hiburan *kebanyakan buat konser Dangdut*, toilet, musholla, tempat duduk yang menghadap Kalimas, jogging track, taman, bahkan ada kolam renang khusus untuk anak-anak juga, cukup lengkap, walaupun di sana sini terkesan kurang dirawat kebersihannya. Di sepanjang jalan, juga terpampang mural tentang perang, sejarah, foto kapal, berbagai logo dan jargon Maritim, keren.. :)
SEJARAH KAPAL SELAM
Kapal Selam KRI Pasopati 410, termasuk tipe SS Whiskey Class, dibuat di Vladi Wostok Rusia pada tahun 1952. Kapal Selam ini berpartisipasi di Angkatan Laut sejak tanggal 29 Januari 1962, tugas utama adalah untuk menghancurkan garis musuh (anti-shipping), pengawasan dan melakukan penggerebekan secara diam-diam. KRI Pasopati 410 telah mengambil peran besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora, KRI Pasopati 410 turun ke belakang garis musuh, memberi penindasan secara psikologis.
Dengan penggerak diesel, kapal selam KRI Pasopati dapat menempuh kecepatan maksimum hingga 18,3 Knot (sekitar 34 km/ jam). Jika di atas permukaan, kapal selam ini menggunakan penggerak diesel. Sedangkan jika sedang menyelam, kapal ini menggunakan penggerak batere.
Kapal selam ini dilengkapi 4 buah peluncur torpedo di depan dan 2 buah peluncur torpedo di belakang. Kapal ini mengangkut 12 buah torpedo dengan panjang 7 meter. Kapal ini juga mampu mengangkut 63 awak kapal termasuk perwira.
Selain itu, kapal ini mampu menyelam hingga kedalaman 250 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan kedalaman normal adalah 170 meter. Tentu dengan kemampuan seperti ini, membuat kekuatan laut Indonesia begitu kuat pada saat itu.
KRI Pasopati bertugas pertama kali dalam Operasi Alugoro ke Irian Jaya pada tanggal 28 Juli 1962. Operasi Alugoro merupakan bagian dari Operasi Trikora untuk mengembalikan wilayah Irian Barat ke NKRI. KRI Pasopati bersama lima kapal selam Indonesia lainnya yaitu KRI Widjayadanu, KRI Hendradjala, KRI Bramasta, KRI Tjudamani dan KRI Alugoro ditugaskan untuk menenggelamkan kapal-kapal perang dan niaga musuh sepanjang pantai utara Irian Barat khususnya kapal perang Belanda.
Operasi lainnya adalah operasi di Timor Timur, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Samudera Hindia. KRI Pasopati sering berada di garis depan ketika konflik terjadi. Pada tanggal 25 Januari 1990, KRI Pasopati berhenti bertugas di TNI AL.
Saat melakukan operasi, para awak kapal selam ini harus mampu menahan suhu udara yang cukup panas di dalam kapal. Meski mendapat pasokan oksigen yang cukup, namun kapal ini tidak dilengkapi pendingin udara. Tentu perjuangan yang keras harus dilakukan oleh awak kapal selam dalam setiap operasinya.
BAGIAN DALAM KAPAL SELAM
Di dalam kapal selam KRI Pasopati dengan 7 ruangan ini cukup rumit, penuh dengan kabel, tombol, dan putaran. Setiap ruangan dipisahkan oleh pintu di mana ketika sedang bertempur, setiap pintu harus tertutup atau kedap. Berikut ini ruangan di KRI Pasopati:
- Ruang Torpedo Haluan : terdapat 4 peluncur torpedo dan torpedo cadangan. Ada beberapa tempat tidur bertingkat yang menjadi tempat istirahat Anak Buah Kapal (ABK).
- Ruang Tinggal Perwira : terdapat ruang tinggal atau lounge room untuk perwira sekaligus ruang makan dan tempat bekerja perwira. Ada juga kamar komando di sini. Di bawah geladak, ada ruang penyimpanan batere Grup 1.
- Ruang Periskop : ruangan ini merupakan pusat pengoperasian kapal selam dan juga Pusat Informasi Tempur (PIT). Ada periskop yang bisa melihat hingga ketinggian 9 meter. Selain itu, ruangan ini juga digunakan sebagai pusat komunikasi. Di sini juga terdapat WC untuk buang air awak kapal.
- Ruang ABK : ruangan ini untuk ABK Bintara atau Tamtama, sebagai tempat beristirahat atau bersantai. Terdapat juga tempat tidur, dapur, tempat makan, dan gudang penyimpanan makanan. Di bawah geladak terdapat ruang penyimpanan batere Grup 2 sebanyak 210 cell.
- Ruang Diesel Pendorong : terdapat motor diesel sebagai pendorong utama saat berada di permukaan.
- Ruang Listrik : ini adalah ruangan untuk motor listrik. Jika kapal selam sedang menyelam maka yang digunakan adalah tenaga listrik yang dihasilkan batere. Di ruangan ini terdapat 2 buah motor listrik untuk menggerakkan baling-baling ataupun melakukan pengisian batere. Motor listrik ini bisa berfungsi ganda, yaitu saat dipermukaan, maka tenaga diesel akan menggerakkan motor listrik ini untuk mengisi batere. Sedangkan jika berada di bawah permukaan, motor listrik ini menjadi penggerak baling-baling untuk menggerakkan kapal selam. Ini yang membuat kapal selam ini dapat bergerak dengan senyap.
- Ruang Torpedo Buritan : terdapat 2 buah peluncur torpedo buritan yang berfungsi untuk menyerang dan menghindar.
Berada di dalam kapal selam, jadi membayangkan, bagaimana dulu para TNI bisa hidup berlama-lama di dalamnya. Aku saja yang tidak lebih dari 30 menit merasa sumpek, pengap, semuanya serba minimalis, tempat tidur minimalis, toilet minimalis, lengkap dengan pintu bulet kecil2, sungguh merepotkan, terutama bagi yang memakai rok, mini pula, hahaha.. :D pppsssttt padahal kapal selam ini panjangnya 76,6 dan lebarnya 6,3 lhoo.. ga kecil-kecil amat sebenernya yaa.. *keliatan ga bakat jadi awak kapal selam*
Setelah puas menjelajahi kapal selam, kita bisa berpindah tempat untuk menyaksikan videorama berdurasi 17 menit. Gambaran secara garis besar, video ini menceritakan sejarah singkat armada Kapal Selam TNI AL yang berpusat di Surabaya, dimana Jumlah kapal selam yang pernah dimiliki TNI AL adalah 10 buah, salah satunya yaaa KRI Pasopati ini. Melihat video ini membuat rasa kagum atas para anggota TNI AL dalam menjalankan tugasnya menjaga negara. Apalagi dengan motonya yang jika di-bahasa-Indonesia-kan menjadi Tabah sampai Akhir. Jadi merinding disko… :)
Puas menikmati semuanya, termasuk duduk-duduk di pinggir Kalimas, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Delta Plaza, hahahha, iyaa soalnya aku juga lagi mo nyari bukunya "Fayumi Al Maliki", tentang metodi talaqi belajar cepat Al-Qur'an. Sementara si thole waktunya maksi Kidzu Bento kesukaannya. :)
*Ini ceritaku, apa ceritamu? :D Nara sumber: http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/263-monumen-kapal-selam-monkasel.html, http://www.monkasel.com/. Gambar lain Monkasel bisa dilihat di sini
4 komentar:
jaman duluuu sekali pernah kesitu pas field trip STM. he he, ternyata tidak berubah. bisa buat alternatif jalan-jalan ya..
@mba Farida: ho oh mba.. ga berubah, lumayanlah.. buat piknik murmer.. :D
wah asyik ya kak , jalan2 sekalian mengenalkan anak tentang apa yang dilihat :)
kreatif :)
-@D2HMOKLET: hehehhe, iya dek, klu udah punya buntut, yaa beginilah acara jalan-jalannya :)
Post a Comment