Tuesday, August 21, 2012

Trayek Mudik




"Happy Ied Mubarak, taqabballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Mohon maaf lahir batin yaa teman-teman semua

Alhamdulillah, setelah berpuasa sebulan lamanya, akhirnya sampai juga di hari kemenangan, Idul Fitri 1433H. Dan dobel syukurnya, karena tahun ini lebarannya kompak, kalau gini kan enak yaa, lebih maknyuss sensasinya. Pada mudik kemana teman-teman? Hhmm, bagi para perantau, momen mudik pasti dinanti-nanti ya, saat dimana hampir semua anggota keluarga besar berkumpul, melepas rindu, berbagi cerita, sungkeman, aaaiiihh nikmatnya.. :)

Kami, sebagai perantau jarak dekat (kalau merantau sampai Jakarta, dan kampung halaman di Jawa Timur, itu baru perantau jarak jauh :P), juga tak mau kehilangan momen berharga ini dunk. Sekali dalam setahun, bayangkan..!! *lebay, padal klu mo mudik, ya mudik aja, ga perlu nunggu lebaran :D*. Kebetulan jalur mudik kami berurutan, mulai dari Ngawi - Magetan - Blora - Cepu. Ahaa..!! mirip trayek bus AKAP yaa.. :D


Jadi begini ceritanya, berhubung daku sudah yatim piatu, jadi sungkemnya langsung ke suami aja, ples ke Mbahtiku, yang tinggalnya di Ngawi, beserta mayoritas keluarga besar dari pihak Ibuku. Setelah itu, mau ada reuni keluarga besar klan "Thalib" di Magetan, di rumah sepupu jauhku. Lanjut sungkem ke mertua dunk ya, di Blora. Sambil pulang ke Surabaya nanti, mampir dulu, sungkem ke budhe - pakdhe dari pihak Bapakku, di Cepu. Alhamdulillah, semua kota itu bisa dijangkau sekali jalan, coba kalau menyebar ke segala penjuru, pasti bakal mudik bergiliran tiap tahunnya, biar adil gitu :) Libur bersama dimulai tanggal 17 Agustus 2012, berakhir tanggal 22 Agustus 2012. Biar lebih puas, suamiku nambah cuti sampai tanggal 24 Agustus 2012. Mantab..!!

Perjalanan kami dimulai tanggal 17 Agustus 2012, sekitar jam 10 pagi. Kebetulan kami ini tergolong orang setelan nyantai. Jadi jam berangkat itu sangat fleksibel, sesiapnya saja. Karena bertepatan dengan hari Jum'at, jadilah mampir soljum dulu di daerah Krian. Selesai itu, baru lanjut injak gas lagi. Sepanjang jalan relatif lancar, kecuali di daerah Guyangan, Nganjuk. Macet parah. Arah ke Madiun, dibelokkan melewati Pasar Guyangan, yang harusnya cuma 2 lajur, mbeleber sampai 4 lajur, padahal ada "bottle neck"-nya, wassalam deh. Ada kalau 2 jam mainan kopling di situ, fyuuhh.

Akhirnya waktu buka puasa, masih di seputaran Saradan, Nganjuk. Alhasil, mampir ngisi perut dulu di salah satu posko mudik lebaran. Setelah itu, gaspol ke arah Ngawi, biar ga kemaleman nyampainya. Alhamdulillah, sampai rumah mbahTi, sekitar jam 8 malam. Segera bersih-bersih badan, makan, shalat, istirahat. Remuk redam rasanya tulang belulangku *lebay*.


Kami di Ngawi sampai tanggal 21, lumayan puas, kuliner "tahu tepo" juga sudah. Walaupun sempat ada duka di keluarga kami, dengan berpulangnya salah satu pakdheku (H-1). Namun tak mengurangi kesakralan sungkeman yang rutin dilakukan saat hari H. Yang berbeda dan paling seru di Lebaran kali ini adalah, dengan dinobatkannya daku menjadi "chef dadakan". Ini karena chef keluarga kami aka budheku, sedang nungguin cucunya yang baru lahir di Samarinda. Jadinya tugas berpindah tangan ke 3 bulikku. Apesnya, 2 bulikku berhalangan karena sakit (satunya sakit gigi sampe bengkak, satunya abis jatuh dari motor). Mau ga mau, yaa aku harus turun tangan bantuin bulikku masak dunk ya, keponakan macem apa aku, kalau cuma mau makan enaknya saja.

Menu lebaran kali ini, cuma rawon, sambel goreng kentang, lengkap dengan krupuk udang dan sambel. Ditambah es kupyur bikinanku. Oya, sebelumnya juga sempat masak daging bumbu lapis, yang laris manis tanjung kimpul. Sepupu-sepupuku pada lahap makannya, Pakdhe Budhe, mbahTi, semuanya deh, alhamdulillah pada lahap, terbayar sudah semuanya. :)


Tanggal 21, ada reuni keluarga di Magetan. Kami berangkat dari Ngawi, rombongan 3 mobil. Sampai TKP, aku dibuat takjub. Betapa keluarga besarku ini sangatlah buuueeesssaaarrrr, dari yang dandanannya kayak artis sampai yang sederhana, semua tumplek blek jadi satu. Bahkan dari semua yang datang, banyak yang aku ga kenal *tepok jidat*, tapi yaa bisa dimaklumilah, bayangkan saja, itu yang ngumpul semua keturunan dari mbah Canggahku, mmmm, sekitar 4 generasi di atasku (aku, ortu, mbah, buyut, canggah). :D


Acara selesai jam 3 sore. Perjalanan Magetan - Ngawi sekitar 1 jam. Sampai rumah mbahTi, langsung packing up, bablas ke Blora. Soalnya adek iparku esok harinya udah balik ke Semarang, eman klu sampai ga ketemu :) Melewati jalanan yang mulus dan berliku-liku membuat pak supir geregetan injek gas melulu. Akhirnya sang anak tepar, munmun. Sepanjang jalan tidur di pangkuanku, yaa abis munmun gitu kan rasanya pasti ga enak yaa, jadi its okelah, walaupun tangan berasa mau copot aja. :P


Sampai rumah mertua ba'da Maghrib. Menghabiskan liburan di Blora, kuliner sate blora yang terkenal itu, juga nasi goreng kesukaanku. Kami lebih banyak di rumah saja, mainan, ngasih minum kucing yang unyu2 karena baru lahir ples ditinggalin maminya, jagain toko, blakrakan di kebun belakang, bantuin Ibu ama Eyang masak buat acara halal bihalal RT di rumah (Bapak kan pak RT :D). Puas pokoknya. :)

Dan, tak terasa, liburan hampir usai. Sudah hari Minggu, waktunya capcus, karena besok udah mulai kerja. Tapii, masih nyempetin mampir di Cepu sebentar, sungkem-sungkem ama kakak-kakaknya Bapakku. Baru deeh, bablas kembali ke dunia nyata.

Bagaimana rasanya mudik? Hanya ada satu kata, puaaassss.. Rasanya seperti me-recharge batere. Yang awalnya mulai low, jadi full lagi. Alhamdulillah, diberi kesehatan dan kesempatan bisa mudik. :)

*Ini cerita mudikku, apa cerita mudikmu? ;)

2 komentar:

Eri Khoirul Azzam said...

heheh..mudik selalu membawa cerita, untungnya kita punya lebaran tiap tahun jadi bsa merasakan nikmatnya mudik ya bun:)

Keke Purnama said...

-Eri': hehehehe.. iya say.. mudik itu pokoke berjuta rasanya.. :D