Saturday, March 31, 2012

Alergi Cokelat

Hah..?? Siapa alergi cokelat..?? #VaRo.. :)
Whooott..?? Bukannya susunya rasa cokelat..?? Gimana ketahuannya..?? #Hehehhe.. sabarrr.. sabaarrr.. ijinkan aku bernafas dulu.. *masih syok ini* :)

Tes.. Tes.. Tes.. 123.. Jadi begini sodara sodari.. Semenjak anakku tidak nenen lagi, dia memang meminum susu rasa cokelat. Karena dari sekian banyak jenis susu yang kami ajukan ke dia, hanya rasa itulah yang berhasil masuk dengan sukses ke perutnya. Sebuah langkah yang belakangan baru kutahu, bukanlah hal yang bijak untuk memberikan pilihan susu kepada anak (thanks dok.. petuahmu bagai tamparan kurasakan).

Dan semenjak meminum susu itu, secara berkala dia seperti ada semacam jerawat di wajahnya. Pada awalnya sangat banyak, sampai kami bawa ke dokter spesialis kulit, saking tak tega melihatnya. Setelah sembuh, jerawat-jerawat itu hilang timbul, dengan jumlah yang tidak sebanyak pertama kali muncul. Tapi, hampir tak pernah absen muncul, terutama saat kondisi VaRo sedang kurang fit.

Puncaknya adalah ketika VaRo demam dan batpil tempo hari. Karena tak kunjung membaik, dan terdeteksi radang tenggorokan ples demam yang sampe menyentuh angka tertinggi 39.5 dc, akhirnya kami bawa konsul ke dsa langganan, dr. Andy Dharma, Sp.A (smoga ga salah nulis gelarnya) di RSMKW. Setelah diperiksa, dokter menanyakan, ada apa itu di wajah VaRo, kok merah-merah. Dan kamipun menceritakan dengan detail termasuk riwayat sejak awal munculnya si biang kerok. Menurut dokter, kemungkinan besar VaRo alergi cokelat, dan jika kondisinya sedang drop bertemu dengan pemicunya, maka akan semakin memperburuk keadaan alerginya. Istilah kerennya, kumat :)

Solusi yang ditawarkan adalah, ganti susu. Jangan diberikan yang cokelat. Aku, sebagai ibunya mencoba berargumen, kubilang VaRo tak mau minum susu, kalau bukan rasa cokelat. Apa kata dokter..?? Hehehe, Beliau bilang: "Jangan dikasih pilihan, memang terlihat kejam, tapi begitulah pendidikan. Kalau ibu yakin itu yang terbaik untuk anak, just do it."


Plaaakk.. rasanya seperti ditampar pipi ini. Hiks.. maafkan kami, Nak. Kami hanya bermaksud untuk memberikan pilihan supaya kau nyaman, tapi ternyata itu kurang bagus dan bahkan memicumu alergi. Maafkan kami sayang..

Dan mulai detik itu juga, sepulang dari RSMKW, aku bilang ke VaRo, "sayang.. tadi dengar kan kata Oom Dokter..?? Mulai besok, minum susunya yang putih aja yaa, biar ga jerawaten". Dan diapun mengangguk sambil berkata, "Iya, Ma".

Alhamdulillah.. VaRo sangat kooperatif, dan dia ternyata mau meminum susu putih tak berasa itu dengan lahap, dan jerawat alergipun sirna.. :)

2 komentar:

Eri Khoirul Azzam said...

hohoho...padahal coklat enyaak lho mas varo
*ibunya ne pasti saat itu seperti terkena petir di hari yg tenang, soalnya kayaknya secara nga langsung nantinya hrs ngurangi coklat jg kasian khan klo varo liat ibunya maem coklat..
btw semoga suatu saat alerginya sembuh yo mas:)

Keke Purnama said...

-Eri: aamiin.. im hoping so much :)