Sunday, February 09, 2014

Memory Card Naik Kelas


Cerita berawal dari susahnya merekam video dari EOS 600D kami, setiap sekian detik, pasti langsung putus. Sudah mencoba mengosongkan memory card, masih juga begitu. Oprek-oprek settingan juga ga membuahkan hasil. Sungguh membuat desperado. >_<

Setelah menenangkan pikiran *tsaaah*, akhirnya aku kembali meguru ke Simbah yang serba tahu segalanya, Simbah Gugel. Dan taraaaa, ternyata itu disebabkan oleh memory cardku yang masih belum naik kelas. Ternyata memory card selevel anak SD ga mumpuni buat merekam video, harus sudah cukup umur dan sekelas anak SMU, baruu bisa lancar jaya makmur sentosa. :D

Penyebab sudah diketahui, selanjutnya kubongkar semua stok *hayah, kayak juragan aja* memory card. Kuperiksa satu-satu, dan hasilnya, tobadaaah semua masih anak SD (Kelas 2 dan 4, yang micro SD malah kelas 0, wkwkwkw). Sudah punya niatan mau ke toko digital pas wiken buat beli memory card yang remaja, biar bisa lancar dipakai merekam video, meskipun harganya lebih mahal.

Ini belum termasuk yang © 10 "si mahal" :D

Tiba-tiba aku ingat, tahun 2010 yang lalu, ketika kami mau umroh, di Bandung sempat mo nyari memory card buat cadangan andai saja memory card yang di kamera kami saat itu penuh. Berhubung butuhnya cepat, jadi kami asal berhenti saja di salah satu gerai foto, kebetulan saat itu, suami aja yang turun, sementara aku mangku anak lanang yang lagi terlelap. Sekembalinya di taxi, suamiku curhat, klu harga memory card di Bandung mahalnya minta ampun, dibanding memory card di Surabaya jauh banget.

Ok skip. Singkat cerita, kucoba deh memasukkan memory card mahal itu ke EOS 600D kami, dan mulai merekam. Alhamdulillaah, lancar jaya makmur sentosa, senangnya hatikuuu, akhirnya ga perlu keluar duit lagi buat beli memory card. :)

Jadi, sebenarnya apa siy maksudnya kelas-kelasan itu? Apa kayak cabe-cabean dan terong-terongan? Qiqiqi, mari kita belajar bersama yaa. :)

JENIS MEMORY CARD

1. SD (Secure Digital), tipe yang paling umum, dan kompatibel dengan mayoritas kamera digital.
Kapasitas maksimum 2 GB dengan format file FAT 16.
Dalam pengembangannya ada Mini SD, Micro SD (Trans Flash, biasa digunakan untuk HP, kapasitasnya bisa mencapai 16 GB), dan XD Card






2. SDHC (Secure Digital High Capacity), sesuai namanya, kapasitas lebih besar hingga 32 GB dengan format file FAT 32.
Untuk kamera agak jadul, mungkin ga bisa mengenali si SDHC ini yaa, jadi waspadalah.





3. SDXC (Secure Digital Xtra Capacity), yang ini lebih besar lagi daya tampungnya (hingga 2TB - Terabytes), termasuk mempunyai kecepatan tinggi untuk memproses data.
Sekali lagi perlu diwaspadai jenis kameranya, apakah kompatibel dengan teknologi baru ini, juga untuk komputer/ laptop.
Pastikan Sisop bisa membaca jenis file exFAT yaa, mmm yang sudah kompatibel di antaranya Linux, Windows 7, Mac OSX (Snow Leopard) dan beberapa versi terbaru Windows.




4. CF (Compact Flash), kapasitasnya sangat besar dan waktu proses yang tinggi.
Saat ini digunakan oleh kamera dSLR paling canggih. Seperti Canon, tahun 2010 memilih CF untuk media perekam pada jajaran kamera video profesional dengan High Definition (HD).



5. xD Picture (eXtreme Digital)
Menggunakan format Fuji Film, digunakan pada beberapa kamera Fuji dan Olympus model lama.
Namun sekarang, 2 merk ini juga kompatibel dengan teknologi yang lebih standard yaitu si SD/ SDHC.




6. Memory Stick Pro, Duo, Micro M2, pertama kali diluncurkan dan masih digunakan oleh kamera digital
Sony.
Namun sekarang, mayoritas kamera Sony sudah kompatibel dengan SD.
Memory card ini lebih besar dari SD, yaitu hingga 8 MB.




7. MMC (Multi Media Card), tampilan fisik kembar dengan SD, tapi tanpa kunci/ lock.
Namun kecepatan transfernya lebih rendah dibanding SD.








KELAS MEMORY CARD dan KECEPATAN MEREKAM

Class 2 : 2 MBps atau kecepatan 13x
Class 4 : 4 MKps atau kecepatan 26x
Class 6 : 6 MBps atau kecepatan 30x
Class 8 : 8 MBps atau kecepatan 40x
Class 10 : 10 MBps atau kecepatan 66x

Kalau di memory card ada keterangan,
misalnya 200x speed,
maka itu adalah kecepatan membaca

Kelas kecepatan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kecepatan konstan merekam video, apalagi yang berkualitas HD. Contoh, dengan menggunakan memory card class 10, kamera bisa digunakan dengan cepat, karena tidak harus berhenti menunggu buffer kosong, sehingga bisa membuat kamera terus men-shoot.

Well, semoga bermanfaat yaa. Sekarang aku bisa berkata, merekam video make EOS 600D? Siapa takuuutt.. ^_^

*Referensi: dari berbagai sumber
Monday, February 03, 2014

Field Trip : SLG, Simpang Lima Gumul, Parisnya Kediri



Piknik kali ini statusnya spontanitas, kebetulan ada salah satu temen kantor suami yang melahirkan di kampung halamannya, Pare. Jadilah rame-rame kami menjenguknya, ada 3 mobil yang berangkat dari 3 tempat berbeda, langsung ketemuan di TKP. Singkat cerita, sesampainya cium-cium dedek bayi, iseng kubertanya pada mba Arie, teman kami itu. Jauhkah rumahnya dari SLG? Soalnya aku udah mupeng beraaaatt, mosok selama ini hanya lihat fotonya aja, kapan gitu aku difoto di SLG *hahhahaha, narsis kumaatt*.

Alhamdulillaah, jarak tempuhnya dari pusat kota Pare hanya sekitar 30 menitan, ga terlalu jauh lah yaa, jadi kenapa tidak gitu mampir dulu, mejeng sejenak, poto-poto? Secara SLG ini salah satu landmarknya Kediri, bentuknya kotak mirip Ka'bah, arsitekturnya udah serupa bangunan di EropaH, tinggi besar dengan banyak relief.


Karena keterbatasan waktu, akhirnya kami di sana murni foto-foto aja, ga pake acara explore ke dalam monumen. Konon beritanya *tsaah*, di dalam monumen ada ruang-ruang untuk pertemuan, diorama, minimarket, dan ruang serbaguna. Luas monumen ini 804 meter persegi, tingginya 25 meter, dan ada 3 tangga dari lantai dasar ke lantai atas, itu menggambarkan tanggal, bulan, dan tahun hari jadinya Kediri, yaitu 25 Maret 804 M. *cara kreatif biar ga lupa ternyata, bisa ditiru niy* :)

jajanan khas Kediri, gethuk gedhang, alias gethuk pisang :)

Yang paling keren menurutku adalah, akses dari tempat parkir ke area monumen. Jadi ceritanya, untuk menemukan area parkir ini, kita harus memutari monumen dahulu, lalu belok ke kiri, dan jangan sampai kebablasan, karena area parkir persis di seberang jalan Monumen tersebut, dengan posisi di bawah jalan, jadi rawan banget yang namanya kebablasan, karena kurang terlihat jelas, qiqiqi *untungnya kami ga termasuk yang sengsara karena kebablasan*. Dan, dari parkiran tersebut, kita akan melewati terowongan bawah tanah, menyeberangi jalan dan methungul di basement monumen. :D

Rame sekali rupanya di SLG ini, untungnya cuaca sedikit mendung, jadi ga berasa teriknya matahari menyengat, dan bersyukur lagi ga pas hujan, hahahhaha, karena ini sedang musim hujan, pasti bisa kecewa kelas beratt kalau sampai udah jauh-jauh ke SLG dan hujan! >_<

Well, ga rugi menyempatkan diri mampir dan poto-poto di SLG, next time, kalau ada waktu dan kesempatan, in shaa Allaah mampir, sekalian wajib explore ke dalam monumennya, ga cuma numpang narsis aja, qiqiqi, buhbyee SLG, nice to know you..!! ^_^